Apa jadinya jika bayi ikut sebuah acara seminar? Sudah bisa dibayangkan hectic dan suasana yang terjadi, ramai dengan suara, berisik, tangisan, ocehan dan lelehan iler di mana-mana, *eh! Makanya banyak panitia acara seminar yang menghimbau pesertanya untuk tidak membawa bayi atau anak balita ke sebuah acara seminar, karena kemungkinan fokus dan konsentrasi ke acara akan terpecah.
Tapi hari sabtu lalu saya hadir ke acara seminar yang justru sebaliknya, mewajibkan pesertanya untuk membawa bayi atau anak balitanya, dan yang terjadi ternyata berkebalikan dari bayangan saya.
Meskipun suasananya ramai dan crowded layaknya suasana posyandu atau suasana nunggu dokter gitu, tapi saya tetap bisa dengan lancar mengkuti seminar ini, karena acara ini dikemas dalam suasana yang santai dan ringan.
Bayi saya juga senang banget karena bisa ketemu teman-teman bayi lain, beberapa fasilitas penunjang kenyamanan bayi dan balita juga sudah disiapkan, seperti play ground untuk mewarnai dan bermain juga ruang menyusui.
Seminar ini bertajuk "Healthy Skin, Healthy Baby" yang diadakan oleh majalah Mother And Baby indonesia bersama Lactacyd Baby dihelat di Igor's Pastry, Wijaya, Jakarta
Dibuka oleh perwakilan majalah Mother and Baby indonesia, Mutia Palupi, yang menjelaskan bahwa acara ini digelar juga dalam rangka memperingati hari jadi ke delapan majalah ini.
Kulit adalah salah satu bagian tubuh manusia yang paling besar, karena memenuhi seluruh bagian tubuh manusia, sebagai bagian tubuh terluar, kulit juga merupakan bagian paling sensitif pada tubuh, juga merupakan bagian pertama yang paling banyak bersentuhan dan terjadi kontak langsung dengan lingkungan sekitar.
Kondisi kulit sensitif ini lebih banyak dialami bayi, karena apa?
Meskipun ada juga orang dewasa yang mempunyai kulit sensitif, namun kondisi kulit bayi lebih tipis daripada orang dewasa, begitu menurut pemaparan dr. Liem Hui Ling, selaku pembicara seminar ini, yang memberi pencerahan betapa pentingnya perawatan kulit, yang seharusnya mulai diperhatikan sedini mungkin sejak masih bayi.
Dan perawatan kulit bayi tidak bisa dianggap sepele, karena kulit bayi yang sensitif rentan sekali terpapar bakteri yang menyebabkan terjadinya ruam popok, bruntusan, biang keringat, bintik-bintik kemerahan dan gangguan kulit lainnya, yang pada akhirnya membuat bayi mudah gelisah dan rewel karena gatal, perih atau panas. Bahkan pada beberapa kasus menjadi penyebab berkembangnya penyakit berbahaya lain karena menjadi infeksi, seremm yaah!
Karena itu diperlukan perawatan yang tepat, yaitu yang sesuai dengan kondisi kulit bayi. Menurut penjelasan Dr Liem, tidak seperti kulit orang dewasa yang normalnya berada di ph 4-5, kulit bayi mempunyai ph yang lebih asam sekitar 6,5-7, karena itu penting sekali untuk mempertahankan ph normal kulit bayi, agar bayi selalu nyaman dengan kulitnya.
Penanganan kulit sensitif berbeda juga berbeda dengan kulit alergi, meskipun kelihatannya hampir sama, karena itu ibu juga harus punya pengetahuan yang memadai untuk bisa membedakan mana kulit sensitif dan mana yang alergi.
Alergi terjadi karena kulit terpapar zat yang menyebabkan alergi (alergen), saat di mana sistem kekebalan tubuh mengenali alergen sebagai benda “asing” atau “berbahaya” sehingga menimbulkan reaksi alergi, alergi biasanya terjadi merata hampir di semua permukaan kulit, alergi juga dipengaruhi faktor genetika atau bawaan dari orangtua, ini persis seperti saya yang sekarang harus menahan diri untuk memakan udang, karena masih memberi ASI.
Saya sebenarnya sama sekali tidak alergi dengan udang, tapi suami saya alergi makan udang, namun dari sekian anak, hanya Baby Kian yang alergi udang, saat umurnya tiga bulan, saya sempat makan udang, yang terjadi kemudian , kulitnya merah merekah di sekujur tubuh, rewel dan terlihat menderita sekali, ini membuat saya sedih dan kapok makan udang lagi.
Saya sebenarnya sama sekali tidak alergi dengan udang, tapi suami saya alergi makan udang, namun dari sekian anak, hanya Baby Kian yang alergi udang, saat umurnya tiga bulan, saya sempat makan udang, yang terjadi kemudian , kulitnya merah merekah di sekujur tubuh, rewel dan terlihat menderita sekali, ini membuat saya sedih dan kapok makan udang lagi.
Sedangkan kulit sensitif tidak terjadi akibat faktor genetik, melainkan bagian dari proses pertumbuhan kulit, terjadi di 30 % bagian permukaan kulit tertentu saja seperti bagian lipatan-lipatan kulit, punggung leher, paha dll.
Ini juga yang sempat membuat Tara Amelz, mom blogger yang juga menjadi narasumber acara ini, sempat panik saat mengalami kejadian pada puterinya Snow, Snow yang aktif dan tidak bisa diam mengalami bintik-bintik dan bruntusan, yang dikiranya alergi ternyata hanya sensitif saja, sampai kemudian Tara menceritakan pengalamannya menemukan produk yang tepat untuk mengatasi ini yaitu Lactacyd Baby, produk yang mempunyai kandungan bahan alami dan susu dengan level ph 6.5-7, yang akan terus mempertahan kondisi keasaman kulit bayi, dan kondisi kulit Snow sekarang sudah lebih baik.
Sharing bersama narasumber dr.Liem dan Tara Amelz |
Selain itu perawatan dengan produk yang tepat juga harus di iringi dengan cara yang benar, antara lain
- Memandikan bayi tidak perlu dengan air yang terlalu hangat apalagi panas, cukup suam-suam kuku di dalam suhu ruang 25 derajat.
- Dua kali sehari
- Tidak perlu berlama-lama, lima menit saja cukup.
- Penggunaan Lactacyd Baby juga bisa ditambahkan untuk melengkapi cara perawatan kulit bayi yang benar, sangat mudah cukup campurkan beberapa tetes Lactacyd Baby ke dalam air mandi bayi, tidak perlu lagi menggunakan sabun atau baby wash lainnya
Selain itu meskipun Lactacyd Baby ini dibuat dari bahan dengan kandungan susu, ternyata pemakaiannya sama sekali tidak berpengaruh bagi bayi yang memiliki alergi terhadap susu, karena telah diuji secara klinis, penggunaannya hanya untuk bagian luar saja, jadi aman dipakai oleh bayi dengan alergi susu.
Lactacyd mengandung susu |
Pemaparan pentingnya perawatan kulit bayi yang benar ini, pencerahan banget untuk saya, meskipun ngakunya sudah pengalaman merawat bayi, ternyata tetap saja selalu ada yang berbeda dan baru, membuat saya harus belajar dari nol lagi.
Karena setiap anak mempunyai kisah dan problematikanya masing-masing. Dan saya sudah mengganti baby wash yang biasa saya pakai dengan Lactacyd Baby, saat ini saya sedang mengamati perubahan kondisi kulit baby saya.
Sesi lain dari seminar ini yang tidak kalah penting yaitu bagaimana tetap menjaga postur tubuh yang baik untuk ibu.
Namanya ibu-ibu pasti sering banget tuh ngocehin berbagai keluhan seputar badan, yang backpain lah, pegel-pegel lah! sakit pinggang, dan sejenisnya.
Dan berdasarkan pemaparan Adianti Reksoprodjo (Anti), seorang trainer certified spesialis olahraga pasca melahirkan, hal ini seringkali terjadi justeru karena kesalahan *(ketidak tahuan) ibu-ibu untuk menjaga posisi tubuh atau postur yang benar saat melakukan berbagai aktivitas, keluhan ini biasanya dimulai sejak masa-masa hamil.
Demikian juga pada para ibu yang baru bersalin, sebaiknya justeru harus lebih aktif , bergerak, dan tetap berolah raga, karena aktivitas ini akan mengurangi gejala baby blues, dan bisa mempercepat proses penurunan berat badan yang naik saat hamil.
Posisi tubuh yang tidak benar akan menyebabkan otot-otot dan tulang mengalami perubahan, yang apabila terus dilakukan terus menerus bahkan bisa menjadi skoliosis, sejenis kelainan pada tulang belakang, atau penyakit lain yang paling umum dan cepat terjadi salah satunya yang umum dikenal sebagai pinggang saraf kejepit.
Kondisi tulang belakang |
Apalagi aktivitas ibu kan banyak sekali ya 24/7 waktu yang ada seakan kurang, untuk istirahat saja kadang tidak sempat, contohnya ya saya yang punya balita inih! *inicurhat
Banyak ibu salah posisi saat menggendong bayi karena itu jangan heran jika banyak keluhan mengikuti setelah menggendong bayi.
Anti memberikan beberapa tips menggendong bayi yang benar yang akan membuat struktur dan postur badan ibu tetap terjaga.
- Biasakan menggendong bayi di tengah dengan posisi badan dan leher dan punggung ditegakkan, hindari menggendong bayi dengan posisi di samping karena ini akan membuat kerja pinggang sebagai penopang menjadi miring menyebabkan pergeseran posisi tulang belakang.
- Saat mengangkat bayi atau balita harus biasakan posisi squid atau jongkok, tidak membungkuk, jika sudah menjadi kebiasaan sebaiknya dihindari mulai dari sekarang.
Idem |
- saat memandikan bayi juga tidak sambil membungkuk, tapi jongkok atau squid, untuk bayi, bisa dilakukan di atas meja, dengan tinggi meja yang sejajar denagan pinggang ibu
- posisi saat menyusui punggung sebaiknya dialasi bantalan dan kaki harus berpijak di lantai tidak menggantung.
Salah posisi ini sebenarnya bukan hanya terjadi pada urusan gendong menggendong bayi saja,namun berlaku juga untuk berbagai aktivitas lain, saya sendiri kalau mengambil barang apa saja yang terjatuh di lantai seringkali reflek langsung membungkuk dan mengambilnya, ternyata itu salah, dan saya sekarang sudah membiasakan diri untuk jongkok walau kadang masih sering lupa.
Efek yang terjadi dari kesalahan seperti ini, memang tidak langsung terasa saat ini, tapi nanti saat umur menginjak 40 tahun ke atas dan jangka panjang, akibat dari akumulasi dan kebiasaan terus menerus ini, tubuh bisa menjadi bungkuk atau pun bisa condong ke belakang.
Untuk urusan olahraga seharusnya juga tidak ada matinya, ibu yang saat ini mempunyai bayi atau balita, tentu bisa punya alasan kuat untuk tidak berolahraga, padahal menurut Anti justru bayi kita ini bisa menjadi alasan ibu untuk berolah raga, ibu akan selalu fit jika rajin berolahraga dan sigap merawat bayinya, apalagi ternyata olahraga juga tetap bisa dilakukan bersama bayi. Iyaa! olahraga bersama bayi, dengan menjadikan bayi kita sebagai media alat bantu untuk olahraga, kebayang ngga tuhh..! bayi dijadiin barbel.
Kekuatan ibu akan tetap konsisten seiring dengan perkembangan berat badan bayi, peserta juga diberikan latihan, yang bisa dilakukan bersama bayi atau balita di rumah, dalam sesi ini terasa sekali kalau bayi- bayi ini sangat menikmati gerakan yang dilakukan, Di rumah pun saat saya melatih kembali gerakan yang sudah diajarkan baby saya senang sekali.
Kegiatan workout bersama baby ini juga bisa dilihat di akun instagram mba Anti, yang juga berbagi tips ini di Fitmum&bub.
Kegiatan workout bersama baby ini juga bisa dilihat di akun instagram mba Anti, yang juga berbagi tips ini di Fitmum&bub.
Begitulah rasanya ketika bayi ikut seminar, tetap menyenangkan, dan anak saya tenang, senang, dan happy, demikian juga saya, mendapat pelajaran dan wawasan baru soal tumbuh kembang bayi dan kesehatan ibu yang sangat bermanfaat.
Dapat hadiah doorprize juga. |
.
Informatif sekali mbak, apalagi saya kemana-mana selalu membawa baby jadi tahu rasanya hehehe, saya juga pakai lactacyd sejak baby baru lahir, sangat berguna untuk kulitnya. Saya tinggalin jejak ya mbak, www.surafatih.blogspot.com sila berkunjung
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung..
HapusKak Ghifa punya biang keringat nih. Biasanya pakai bedak tp hilangnya lama. Mau coba lactacyd ah.
BalasHapusklao menurut dokter Liem, bedak tidak di sarankan untuk mengatasi biang keringat mba,..
HapusWaah aku sering banget tuh gendong bayi di samping gitu
BalasHapussammma mba..
HapusWah mba reviewnya lengkap banget :D Duh jadi pengen ikutan kalo ada di SUrabaya
BalasHapussemoga segera ke Surabaya acara ini ya mba..
Hapusacaranya keren ya, ilmunya sangat bermanfaat terutama ttg cara menggendong dan alergi kulit :-)
BalasHapussepakat mba..
Hapusaku juga sering tuh gendong bayi kayak gitu,..
BalasHapuskebiasaan yang sama mba..
Hapuswah langsung dipraktekih nih kayaknya baby workoutnya...
BalasHapusgimana efeknya mba? ngurangi backpain dung yaa
iya mba tiap pagi...
Hapusmah mantab mb nunu
BalasHapusjadi tau posisi gendong yang enakeun buat si dedek ;D
wahh, baru tau cara menggendong yang benar setelah baca tulisan Mba Nunu ini, selama ini cara gendong saya masih salah :(
BalasHapusthanks for share Mba Nunu :)