Vaksinasi HPV In Harmony Clinic, Pencegahan Dini Kanker Serviks
Kanker serviks menurut data departemen kesehatan adalah penyakit pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia. Bisa di bayangkan betapa bahayanya penyakit yang satu ini
Kanker serviks menurut data departemen kesehatan adalah penyakit pembunuh perempuan nomor satu di Indonesia. Bisa di bayangkan betapa bahayanya penyakit yang satu ini. Jadi ngga salah rasanya jika saya ketar-ketir ngga karuan saat "hampir" di diagnosa kena kanker serviks setahun yang lalu. Ngeri-ngeri yang sama sekali ngga ada sedap-sedapnya.
Bermula dari kegalauan, beberapa bulan siklus haid saya tidak teratur, bahkan pernah hampir dua bulan tidak selesai-selesai, feeling saya mengatakan "...something wrong, nih!?" Rasanya juga tidak seperti biasa. Sebelumnya saya sering mengalami keputihan di sertai perih, panas, dan gatal yang sangat mengganggu dan meresahkan. Maka saya putuskan untuk konsul ke dokter.
Dengan serangkaian tanya jawab dan pemeriksaan. Diagnosa dokter menyatakan kondisi yang saya alami mirip dengan tanda-tanda awal kanker serviks, untuk memastikan dokter menyarankan saya di biopsi. Mendengar kata kanker serviks dan biopsi saya langsung NYESS..! Lutut saya lemas. Separah itukah? Di tambah lagi ternyata saya positif hamil, rasanya sulit di percaya. Apa mungkin?! Saat itu saya bingung. Harus sedih atau senang?
Dokter mengatakan saya memiliki prasyarat dan potensial terpapar serviks. Menikah dan melahirkan di usia muda, jarak kelahiran anak yang berdekatan lebih dari dua, belum pernah di papsmear, pernah kontrasepsi oral, dan belum di vaksin HPV. "...Ya..Allah! inikah akhir dunia saya?!
Akhirnya saya di biopsi. Hasil biopsi ternyata cukup lama, kurang lebih satu minggu. Menanti hasil biopsi, adalah hari terpanjang dalam hidup saya. Makan ngga enak, tidur ngga bisa, mau kemana-mana ngga ada semangat. Saya coba mencari informasi tentang kanker serviks di internet, pikiran malah tambah ruwet melihat keganasan kanker ini. Sejuta pertanyaan mengisi kepala saya. Hamil pula? Bagaimana ini? Kenapa terjadi? Apa salah saya!?"
I'm feel so blessed...!? Iya! Saya merasa sangat di berkahi oleh yang maha kuasa. Pada banyak kasus para perempuan yang terkena kanker serviks umumnya tidak menghiraukan gejala kanker ini, hingga mereka datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan stadium lanjut. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan penderita penyakit ini dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan.
Penyebab utama penyakit ini adalah famili pavorida Human Papiloma Virus (HPV) virus ini menyerang wanita yang aktif secara seksual. Ada banyak sekali tipe HPV tidak semua menyebabkan kanker, tapi ada beberapa tipe HPV berbahaya. Penyebab munculnya HPV belum di ketahui secara pasti. Menurut pendapat para ahli, faktor kebersihan, sanitasi dan gaya hidup bisa jadi penyebabnya. Faktor genetika, perubahan hormon saat hamil dan menopouse juga bisa memicu HPV.
Penyebab utama penyakit ini adalah famili pavorida Human Papiloma Virus (HPV) virus ini menyerang wanita yang aktif secara seksual. Ada banyak sekali tipe HPV tidak semua menyebabkan kanker, tapi ada beberapa tipe HPV berbahaya. Penyebab munculnya HPV belum di ketahui secara pasti. Menurut pendapat para ahli, faktor kebersihan, sanitasi dan gaya hidup bisa jadi penyebabnya. Faktor genetika, perubahan hormon saat hamil dan menopouse juga bisa memicu HPV.
Kanker serviks sebenarnya bisa di cegah. Kanker ini terjadi karena perubahan pertumbuhan sel-sel yang tidak normal. Tetapi sebelum perubahan itu terjadi, butuh waktu sampai bertahun-tahun hingga sel tersebut berubah menjadi kanker. Dalam masa inilah pencegahan bisa di lakukan.
Saya sangat bersyukur keputusan saya tepat. Dengan tanggap terhadap perubahan yang tidak biasa. Meskipun kalau mau jujur pada awalnya saya sering mengabaikan keluhan saya. Menganggap itu hal biasa, hilang timbul, dan belum merasa terganggu. Andai sekali lagi saya mengabaikan keluhan saya, bisa di bayangkan apa jadinya?!
Selalu waspada terhadap segala sesuatu itu penting, jangan pernah menganggap remeh. Saya percaya tindakan pencegahan sudah melindungi saya. Polip serviks langsung di tangani, di observasi perkembangannya saat masa kehamilan, juga dengan di berikan beberapa obat, dan tindakan saat melahirkan. Saat pemeriksaan pasca melahirkan menurut dokter, polip serviks nya sudah bersih.
Pencegahan lain yang jadi lebih concern saya lakukan adalah selalu menjaga sanitasi lingkungan, kebersihan, terutama di daerah kewanitaan. Mulai membiasakan gaya hidup sehat dan pola makan seimbang di keluarga saya, apalagi saya juga punya dua anak perempuan. Setelah kejadian ini level alert saya terhadap bahaya penyakit ini benar-benar meningkat.
Mereka yang suka gonta-ganti pasangan dan bergaya hidup free sex paling beresiko tinggi tertular HPV. Penularan HPV utamanya memang melalui kontak seksual. Tapi bukan berarti yang merasa "baik-baik" seperti saya akan aman. Setiap perempuan bisa tertular kanker serviks. Ada penelitian yang menyatakan virus ini juga bisa di tularkan melalui kontak kulit dan penggunaan toilet umum. Sebagai langkah antisipasi saya selalu siapkan tisu basah atau antiseptik sanitizer kemanapun pergi.
Data yang di olah dari berbagai sumber |
Perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual sebaiknya melakukan papsmear rutin dua tahun sekali. Ini perlu untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel kanker secara dini. Meskipun saya sudah di biopsi dokter tetap meyarankan saya untuk papsmear.
Cara lainnya adalah dengan pemberian vaksinasi HPV yang bisa di lakukan sebagai langkah preventif. Vaksin ini di wajibkan untuk semua wanita, di berikan mulai usia sembilan tahun atau sampai usia sembilan belas-duapuluhan. Sebuah perlindungan sebelum menikah atau melakukan hubungan seksual.
Konsep di balik Vaksinasi adalah membangun pertahanan tubuh terhadap paparan di masa depan. Karena begitu banyak kemungkinan buruk yang mungkin akan menimpa, namun ternyata begitu banyak pula pencegahannya. Vaksinasi tidak berhenti di lakukan saat sudah melewati usia balita, setelahnya masih ada beberapa jenis vaksinasi lain yang di anjurkan. Menurut jurnal Clin Infect Disease tahun 2007.
Setiap tahun sepuluh ribu orang dewasa masuk rumah sakit terkena penyakit yang sebenarnya bisa di cegah dengan vaksinasi, termasuk kanker serviks.
Vaksinasi pada orang dewasa bisa di lakukan di rumah sakit atau di tempat khusus yang menjadikan vaksinasi atau imunisasi sebagai layanan utamanya. Salah satunya In Harmony Clinic, beberapa waktu lalu saya menghadiri acara Meet Up Blogger Perempuan bersama In Harmony Clinic, bertemu dengan dr Kristoforus Hendra Djaya SPpd, dokter internist yang juga vaccinologist dari In Harmony Clinic. Klinik yang memberikan layanan terintegrasi antara layanan pencegahan (preventif) dan pengobatan (kuratif).
Pentingnya pencegahan di uraikan oleh dr Kris. Pencegahan adalah sesuatu yang harus di usahakan dan di perjuangkan, tidak ada yang terjadi secara instan, kita harus mau menjalani prosesnya. Prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati tidak akan pernah basi.
Pencegahan dini kanker serviks dengan vaksinasi HPV adalah sebuah alternatif untuk meningkatkan taraf kesehatan perempuan di masa depan. Agar penyakit ini tidak lagi menjadi momok yang menakutkan di masa depan dan berhenti menjadi pembunuh perempuan nomor satu. Menurut catatan, di dunia ini ada beberapa penyakit yang di nyatakan tidak terdeteksi lagi setelah adanya vaksinasi salah satunya cacar api, semoga hal yang sama suatu hari nanti akan terjadi pada kanker serviks karena vaksinasi HPV.
*Disclosure : Tulisan ini di sertakan dalam lomba blog bersama In Harmony Clinic
Data di ambil dari Website Departemen kesehatan, Kompas.com, Inharmony Clinic, Tanyadok.com, Alodokter.
Alhamdulillah hasilnya negatif ya mba.
BalasHapusTp memang semua wanita harus waspada dg bahaya yang satu ini.
Pola seks yg sehat n aman sekalipun bukan jaminan yaaa.
Krn kita memakai fasilitas publik juga saat ke kamar kecil.
Jd inget sy batal terus mau pap smear...
ikut lega, harus berhati-hati juga
BalasHapusSemoga kita semua dijauhkan dari segala macam penyakit itu ya mb nunu
BalasHapus#ngeliat contoh kasus nya jupe yang terkena jadi trenyuh..soalnya
kalau mau periksa suka was-was dulu takut kenapa2, tapi pas udah cek-cek rasanya lega paling tidak kita sudah melakukan upaya pencegahan :)
BalasHapusSaya juga belum pernah papsmear nih, bismillah mau menguatkan tekad buat papsmear sama nabung buat vaksin...
BalasHapusTFS Mbak :)
Tisu basah..
BalasHapusMakanya aku itu kalau di toilet umum suka parno dn was2
Wah mb saya ikut merinding. Saya blm pernah papsmear nih. Pernah mau papsmear tp pas waktunya blm pas jd disuruh dtg lain hari dan setelah itu males periksa.makasih mb sdh dingatkan. Seneng bc postingan ini datanya lengkap
BalasHapusvaksin HPV itu hanya untuk dibawah 20 puluhan dan belum menikah yah Mba?
BalasHapuspengen juga di papsmear tapi masih takut -takut :(
Kanker serviks ini emang silet killer banget buat perempuan ya. Aku juga udah pengen banget papsmear dan suntik HPV tapi masih maju mundur karena mau program hamil dulu nih.
BalasHapus15 ribu kasus? Banyak juga ya mba.. kanker serviks memang diam2 menjadi momok buat perempuan. Penting bagi kita untuk lebub peduli dan melakukan berbagai upaya untuk pencegahannya...
BalasHapusAku dari dulu mau papsmear takuttt hehehe.. Pdhl nyoba juga belom
BalasHapus