Terimakasih Untuk Para Penolong Tak Di Kenal
Di sela-sela memanjatkan rasa syukur masih di beri kesempatan merasakan tahun baru, saya tiba-tiba teringat dengan orang-orang yang kehadirannya berkesan dan amat saya syukuri, mereka adalah para penolong yang tidak saya kenal, orang-orang asing yang saya temui dalam kondisi tak terduga. Me-rewind kembali kejadian-kejadian itu, dan memvisualkan pertolongan mereka, saya sangat bersyukur seraya berterimakasih sambil berdo'a di manapun mereka hari ini, semoga Allah limpahkan kasih sayang dan berkah hidup tak terhingga bagi mereka
Terimakasih Untuk Para Penolong Tak Di Kenal
Tahun 2017 baru saja di mulai, tahu-tahu sudah di pertengahan bulan januari aja, wusshh..! Cepatnya waktu berlalu yah, dan belum satu blogpost pun yang berhasil saya publish, hmmm, penyebabnya?banyak faktor sih *mulai cari alesyan☺.
Oke! fix, stop menuliskan alasan, ceritanya baru mendelete list alasan kenapa koq baru bisa publish blog post, ihiyy... yaa efek nggak ada ide mau tulis apa. Padahal sebelumnya sudah terbayang saya ingin menceritakan pengalaman liburan dan foto-foto tahun baruan di Malang bersama keluarga, tapi sayang keberangkatan harus di cancel karena si kakak nomor dua mendadak sakit.
Yup, manusia berencana Tuhan yang menentukan, kecewa, sedih iya banget pastinya, khususnya anak-anak, terutama si sakit yang merasa bersalah karena dia kami gagal liburan, tapi bagaimanapun tetap di syukuri, karena liburan di rumah juga menyenangkan, yang penting sehat dulu, memaksakan pergi dengan kondisi sakit tentu sangat beresiko.
Mengawali awal tahun, banyak hal yang saya syukuri, sebagai ibu pastinya hal pertama yang di syukuri adalah melihat anak-anak dan suami sehat selalu, dan setelah itu banyak deh urutannya lainnya.
Di sela-sela memanjatkan rasa syukur masih di beri kesempatan merasakan tahun baru, saya tiba-tiba teringat dengan orang-orang yang kehadirannya berkesan dan amat saya syukuri, mereka adalah para penolong yang tidak saya kenal, orang-orang asing yang saya temui dalam kondisi tak terduga.
Me-rewind kembali kejadian-kejadian itu, dan memvisualkan pertolongan mereka, saya sangat bersyukur seraya berterimakasih sambil berdo'a di manapun mereka hari ini, semoga Allah limpahkan kasih sayang dan berkah hidup tak terhingga bagi mereka.
Dan dari sekian banyak penolong tak di kenal beberapa yang sangat berbekas dalam ingatan di antaranya:
→ Mbak penjual gorengan yang saya tidak tahu namanya, bersama pak suami kami pernah mengalami masa-masa krisis ekonomi yang sangat perih, tidak punya penghasilan tetap, kebutuhan banyak, harus bayar kontrakkan, anak-anak masih balita saat itu.
Saking krisisnya, sampai pernah kami sama sekali tidak makan seharian, dan puasa menjadi ibadah yang tak di sengaja bagi kami, karena memang ngga ada yang bisa di makan.
Akhirnya kami mempunyai ide untuk membuat kertas gorengan, yang doyan jajanan ini, pasti tahu yaa. Bermodalkan sikat gigi bekas, dan sagu yang di cairkan sebagai lem, serta kertas A4 bekas dari sekolah tempat suami bekerja sebagai guru freelance saat itu
Harga 100 lembar kertas gorengan saat itu 800 rupiah, rata-rata pedagang gorengan sudah mempunyai supplier (((suplier))) kertas gorengan sendiri, jadi tidak ada yang mau menampung kertas gorengan kami. Namun akhirnya kami bisa bernafas lega setelah ketemu si mbak ini yang mau membeli kertas gorengan kami, baiknya lagi, atau mungkin melihat wajah kami yang kurang gizi kali yaa, belio meminta kami untuk membawa kertas di malam hari saat menjelang tutup. Walhasil selain uang, se-plastik lebihan sisa gorengan selalu kami bawa pulang sebagai teman makan yang bisa di hangatkan untuk beberapa hari kedepan, pisang, ubi, bakwan, tempe goreng jadi makanan sehari-hari, makanya nggak heran sampai hari ini, hal yang paling sulit di tinggalkan adalah makan gorengan, eaahh...
Hampir setahun kami menjalani kegiatan ini, tiga hari atau seminggu sekali biasanya saya setorkan kertas gorengan, karena datang saat menjelang tutup, tak ada banyak waktu untuk bercakap-cakap dan berbasa-basi.
→ Seorang ibu di dalam angkot, pada satu ketika dalam sebuah perjalanan ke rumah seorang sahabat, saya naik angkot, saat hendak menyiapkan ongkos saya kaget karena tanpa sadar dompet saya tidak terbawa, awalnya saya pikir saya kecopetan, setelah mencoba mengingat-ingat, dompet saya memang tertinggal di rumah. Panik dong yaa.. waduhh gimana ini! Saya menggerutu dan bergumam sendiri. Tapi ada seorang ibu di depan saya tanpa bertanya dan basa-basi beliau spontan saja berkata "...sudah mba nanti saya ongkosin..!" seketika hati saya lega, meskipun hati kecil nggak enak juga, saya kan tidak kenal beliaunya.
Mungkin mengetahui isi hati saya dia malah berkata "..sudah nggak usah berpikiran untuk di ganti, bukan hutang koq, setelah ini mbaknya naik angkot lagi nggak? Nanti saya kasih untuk ongkosnya lagi..." Yaa..ampuun baik sekali ibu ini.
→ Bapak yang membantu saat motor mogok, buat perempuan kejadian motor mogok di jalan pastinya mimpi buruk, maklum selama ini kan memang cuma bisa pakainya aja, tapi kalau ada apa-apa di jalan sama motornya, yaa..salaamm deh! saya pernah mengalami kejadian saat tiba-tiba motor berhenti mendadak, sebabnya apa, saya nggak ngerti. Dan pas kejadian pucat lah yaa..!? Bisanya celingak-celinguk aja, mana perjalanan masih jauh, mau dorong cari bengkel sudah kadung bingung duluan.
Tapi kemudian ada seorang bapak dengan motornya menepi dan bertanya, awalnya takut juga sih!? maklum kan yaa namanya di jalan raya, waspada harus di utamakan. Namun sekuat hati saya menepis rasa curiga dan khawatir. Saya ceritakan kondisi motor, kemudian sama beliau di oprek-oprek, nggak ngerti di apain, dan dalam beberapa menit motor kembali nyala, lega rasanya. Katanya sih motor nya kurang di panasin, seharusnya kalau mau pergi jangan langsung ngacir tapi panaskan dulu beberapa menit, supaya akinya kuat, hmmm..
→ Remaja yang membantu mencarikan toilet. Traveling membawa balita di negara orang memang menyenangkan sekaligus melelahkan dan ada saja kejadian yang tak terduga. Ini pengalaman ke Kuala Lumpur tahun lalu, tidak seperti di sini, yang sudah kita ketahui medannya. Berjalan-jalan mengitari KL sebenarnya tidak terlalu menyusahkan, akses jalan yang nyaman membuat kami lebih banyak berjalan kaki kemana-mana.
Namun saat "pusing-pusing" (bahasa melayu Malaysia artinya "jalan-jalan") ada kejadian yang membuat pusing beneran, si kecil pup, usianya masih enam bulan saat itu, sebenarnya bisa aja sih saya tunda untuk membersihkan dan mengganti popoknya nanti di mall terdekat, pasti ada nursing roomnya toh! oopps...! Ternyata saya keliru.
Entah salah makan atau perutnya yang belum bisa beradaptasi dengan makanan di Malaysia, pup si kecil kali ini berbeda, mencret-mencret gitu deh Yicckk...! Saya bisa merasakan si kecil mules banget, sekuat tenaga saya menggendong dan menahan diapernya, agar pup si kecil tidak meleber kemana-mana, saya panik sekali, pun demikian dengan kakak-kakaknya, yang berusaha mencari sign toilet di area sekitar kami berada, namun sayang tak di temui tanda keberadaannya.
Dari sekian banyak orang berlalu lalang, ada Seorang gadis berjilbab yang melihat saya dan menghampiri "...Kakak, mari saya antarkan ke tandas (toilet) dekat sini...!" Tanpa ba-bi-bu..setengah berlari saya mengikutinya, membawa si kecil dan meninggalkan suami beserta anak-anak saya yang lain.
Rupanya ada toilet di ujung pertokoan, posisinya lumayan jauh dan mojok gitu, meski begitu toiletnya bersih dan senangnya ada toilet khusus untuk bayi di sana, saya bisa bebas mengganti dan membersihkan popok si kecil. Baiknya lagi dia juga membayarkan toiletnya, karena melihat saya hanya membawa tas perlengkapan bayi saja.
→ Bapak yang me-lem sepatu saya, ini belum lama kejadiannya, di dekat stasiun Pondok Cina saat hendak menghadiri event blogger, sepatu wedges yang saya pakai tiba-tiba copot terpisah bagian atas dengan haknya, dan total terlepas semua, nggak bisa di pakai untuk jalan lagi, adduuhh gimana ini, perjalanan ketempat tujuan baru saja di mulai, untuk ini nggak ada jalan lain selain di sol, tapi yaa mana mungkin ada tukang sol di sekitar stasiun, mau cari sandal untuk cadangan juga susah, di stasiun ini nggak banyak pedagang, beruntung ada tukang asongan yang sedia lem.
Lemnya kan lumayan panas yaa, dan membetulkan sandal di jalan situasinya agak gimana gituu, eh ada bapak-bapak paruh baya, yang sejurus tiba-tiba mengambil alih membantu melemkan sandal saya sampai di tiup-tiup segala, haduhh saya jadi gimana, serius banget membantunya.
Sekilas pertolongan yang mereka berikan mungkin kecil dan biasa saja yaa, tapi saya meyakini bantuan yang mereka berikan datang di saat yang tepat dan sangat berarti sekali, sebenarnya masih ada beberapa kejadian lain, tapi yang benar-benar berkesan ya mereka ini, saya ingin mengenang kebaikan mereka dengan menuliskannya, dari mereka saya percaya banyak orang baik di sekitar kita, dan saya mengambil hikmah untuk terus berusaha berbuat kebaikan di mana saja dan kapan saja kepada siapapun, yang meskipun kecil bisa saja sangat berarti, menjadi malaikat penolong kepada yang membutuhkan bantuan di situasi tak terduga, dengan tulus ikhlas tak mengharap imbalan apapun.
Oiya teman pembaca bagaimana nih!? Pasti punya juga yaa pengalaman di tolong oleh orang yang asing yang tak di kenal, boleh lah di ceritakan juga...
Sekarang mba Nunu sudah sukses ya, saya juga sering di tolong orang mba. Terima kasih sudah mengingatkan. Ini tandanya masih banyak orang baik di dunia ini.
BalasHapusMba Nuuu, aku terharu bgt baca ceritanya mbaaa.. :') Hidup memang butuh perjuangan ya mba. Dan yakin banget di luar sana masih banyaaaak orang2 berhati baik yg membantu ikhlas tanpa pamrih.. :) Cerita kayak gini jadi pengingat buat aku jg buat melakukan hal yg sama mba.. Tfs mba Nuu.. :)
BalasHapusSuka deh bacanya, orang yang berbuat baik walaupun nggak kenal itu indah banget :) Jadi inget pas dulu ditumpangi motor sama bapak2 eh malah bapaknya kena tilang lagi gara2 saya nggak pakai helm, saya mau bayarin tilangnya dia nggak mau. Semoga penolong2 tak dikenal mendapat berkahnya ya 😇
BalasHapusPernah,,, Nu,,waktu mobil mogok d pondok indah,, tiba-tiba ada yg dtg n antar k bengkel,,,^^
BalasHapusaku juga pernah kejadian ketinggalan dompet terus dibayarin busway :D jaman dulu pas busway masih pake karcis hehehehe
BalasHapusAda banyak orang baik yang Allah SWT kirimkan juga dalam hidup saya. Membaca tulisan mba, membuat saya teringat kalau ada banyak orang baik kok di sekitar kita.
BalasHapusMudah mudahan orang orang yang pernah berbuat baik untuk kita, selalu hidup dalam kebahagiaan ya. Aamiin.
Terharu kalau baca kisah2 yk gtu mbak ya mbk. Jd reminder jg buat kita selalu memudahkan urusan org lain jg nolongin org TFS
BalasHapus