Ke Museum Tekstil Sambil Belajar Masak
Honestbee berasal dari Singapura, dan saat ini sudah beroperasi di banyak negara seperti Hongkong, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Thailand. Khusus di Indonesia untuk saat ini Honestbee sudah bekerja sama dengan jaringan perusahaan ritel terbesar yaitu Carefour atan Transmaert, dengan bantuan honest bee peanggan dar jaringan dua toko ini bisa merasakan sensasi belanja tanpa harus keluar rumah, atau tinggal menunggu di kantor barang pesanan datang.
Pergi ke museum, hmmm.... rasanya sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke museum. Terakhir kali pergi ke museum, itu kapan ya?! Sudah lupa, kalau nggak salah sih ke Museum Bank Indonesia di daerah kota sana bareng keluarga. Namun meski sudah lama ngga ke museum, pergi ke museum sesuatu yang nggak asing bagi saya, karena sejak anak-anak mulai masuk usia sekolah, hampir tiap tahun dari sekolah mereka selalu ada saja field trip ke museum, seperti Museum Proklamasi, Museum Gajah, Museum Layangan, dan museum lain yang ada di jakarta, museum memang jadi tempat tujuan favorit edukasi yang menjadi andalan sekolah.
Minggu lalu setelah sekian lama, akhirnya saya bisa menjejakkan kaki ke salah satu museum di Jakarta, namanya Museum Tekstil, menghadiri sebuah acara bareng blogger, kerjasama Museum Tekstil dengan Kriya Indonesia.
Duh, saya langsung berasa flasback, saya teringat teman-teman lama saya, kebetulan museum ini memang jadi salah satu daftar museum yang ingin dikunjungi, duluuu sekali, jadi ceritanya zaman saya masih sekolah, sudah ada wacana untuk berkunjung ke museum ini, tetapi sayang kepending dan tak pernah terlaksana, karena saat mendekati hari H, terjadi kerusuhan di Jakarta tahun 98' (Oops...ketahuan umurnya deh)
Seru sekali kunjungan saya ke museum minggu lalu, nggak seperti biasa, karena tidak hanya sekadar melihat-lihat isi dan berkeliling museum, tetapi ada kegiatan lain yang sangat menyenangkan di lakukan di sana yaitu masak bareng Chef Jun Joe Winanto dari @resepdapurayah serta mendapat tambahan informasi yang menarik tentang sebuah aplikasi belanja terbaru yaitu Honestbee.
Kedatangan kami ke Museum Tekstil disambut oleh Ibu Misari M. Hum, Kepala Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi Unit Pengelola Museum dan Seni di Jakarta. Beliau menceritakan sejarah dan apa saja yang bisa kita lihat di museum tekstil ini, didampingi seorang bule asal Perancis, yaitu miss Fani yang memandu kami, miss Fani adalah seorang pecinta budaya Indonesia dan sedang mempelajari batik. Banyak hal baru tentang sejarah dan perjalanan tekstil Indonesia yang saya akhirnya saya ketahui.
Sekilas Museum Tekstil Jakarta
Museum Tekstil diresmikan sejak tanggal 28 Juni 1976, di sebuah gedung yang dibangun pada awal abad ke 19, yang sebelumnya merupakan landhuis atau villa milik seorang warga Perancis, kemudian di beli oleh Sayed Abdul Aziz Al Kazimi konsul Turki di Batavia, lalu dijual lagi dan di beli oleh Karel Christian.
Pada masa revolusi fisik tahun 1945, gedung ini pernah menjadi markas BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan beralih kepemilikkan ke Lie Sion Pin, hingga kemudian disewakan kepada kementerian sosial untuk penampungan orang jompo, dan akhirnya dibeli oleh pemerintah melalui Departemen Sosial, hingga kemudian ditetapkan sebagai gedung bersejarah di tahun 1972.
Pada masa revolusi fisik tahun 1945, gedung ini pernah menjadi markas BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan beralih kepemilikkan ke Lie Sion Pin, hingga kemudian disewakan kepada kementerian sosial untuk penampungan orang jompo, dan akhirnya dibeli oleh pemerintah melalui Departemen Sosial, hingga kemudian ditetapkan sebagai gedung bersejarah di tahun 1972.
Museum Tekstil |
Museum ini menyimpan 2350 koleksi, berupa 886 kain batik, 819 kain tenun, 425 koleksi campuran, 70 koleksi peralatan, 150 koleksi busana dan tekstil kontemporer, memiliki dua gedung pameran utama pameran tetap dan tidak tetap.
Gedung pameran kontemporer meliputi gedung pameran utama, sedangkan gedung pameran tetap meliputi ruang galeri batik yang diresmikan tanggal 2 oktober 2010, untuk meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat terhadap batik.
Memasuki gedung pameran kita serasa berada di lorong waktu menjelajahi perjalanan sejarah tekstil Indonesia khususnya batik, beberapa koleksi batik di sini adalah hibah dari para pemilik batik asli di masa lalu yang umumnya sudah berusia tua dan asli dibuat dengan cara tradisional. Oiya, Beberapa motif batik di sini mengingatkan saya pada almarhumah nenek saya, beliau dulu sangat sayang dengan batik-batiknya, seingat saya dulu beliau mempunyai beberapa kain batik asli yang serupa motifnya dengan yang ada di museum ini.
Saat ini batik memang sudah menjadi bagian dari warisan budaya dunia dari UNESCO, sayang nya pemahaman tentang batik masih sangat minim, menurut ibu Misari, masyarakat memang sudah banyak dan terbiasa memakai batik, namun belum banyak yang mengetahui filosofi dan nama-nama pada motif batik yang dipakai.
Bicara batik maka erat kaitannya dengan teknik karena batik adalah kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus sengan menorehkan malam yaitu lilin atau wax pada kain, kemudian selanjutnya di proses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
Batik menurut penjelasan ibu Misari bisa dibedakan dari teknik pengerjaannya, yaitu ada batik tulis, batik cap dan batik print. Batik tulis dibuat dengan menggunakan malam yang diaplikasikan menggunakan canting, batik cap dibuat dengan menggunakan cetakkan, dan batik print di buat dengan mesin-mesin industri skala besar.
Batik juga memiliki dua motif utama, yaitu motif batik klasik dan motif batik pesisir. Batik klasik bisa kita jumpai di daerah Jogja dan Solo, sedangkan motif yang lainnya adalah batik pesisir, baik itu selatan atau utara seperti Cirebon, Indramayu, Pekalongan, Madura, sampai Tasikmalaya, Jakarta dan lainnya.
Ciri batik klasik terdiri dari simbol-simbol seperti misalnya parang atau kawung yang bentuknya tidak real, sementara batik pesisir biasanya lebih naturalis, efek melihat flora dan fauna yang dilihat para pembuatnya, misalnya bunga, atau ikan, ayam, atau burung
Melalui kunjungan museum ini ibu Misari mengharapkan semakin banyak orang Indonesia yang cinta batik dan mengenal motif-motif yang dikenakan supaya tidak salah pakai, karena batik adalah kain khas nusantara yang digunakan untuk berbagai keperluan, di semua aspek kehidupan masyarakat, dari mulai pernikahan, kehamilan, kelahiran hingga kematian, maka tidak heran motif batik sejak dahulu juga bisa dibedakan peruntukkan penggunaanya, seperti beberapa motif batik untuk jenazah, sebaiknya tidak dipakai untuk pesta atau kondangan, contohnya batik motif Sidamukti, Sidamulya, Sidaluhur, Semen Rama dan Kawung, yang filosofinya bermakna kembali ke alam, atau kain motif batik Slobok yang memiliki filosofi longgar, agar jenazah yang meninggal leluasa dan mendapat kelonggaran di alam kubur.
Museum Tekstil merupakan tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi, letaknya yang strategis, tidak jauh dari pasar dan stasiun Tanah Abang, menjadikan museum ini patut dikunjungi. Keberadaan Museum Tekstil adalah bukti tanggung jawab pemerintah untuk melakukan upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan budaya tekstil tradisional dengan mengangkat citra dan apresiasi warisan budaya kain tradisional Indonesia, melaksanakan kegiatan pameran, penyuluhan, pelatihan, workshop dan edukasi kultural sebagai bagian dari visi dan misinya
Yang ingin berkunjung ke museum ini juga sangat mudah, berada di belakang stasiun Tanah Abang kita bisa berjalan kaki ke arah museum menuju Jl KS Tubun Nomor 2-4 Petamburan Jakarta Barat.
Harga tiket masuk Museum Tekstil |
Masak Bareng Mas Jun @resepdapurayah
Selesai puas jalan-jalan mengitari museum, kegiatan selanjutnya adalah masak-masak bareng Chef Jun Joe Winanto yang membawakan dua resep, resep yang pertama yaitu Ayam Rica-Rica ala chef Jun dan yang kedua adalah Puding Sarikaya Gula merah.
Sesi masak bareng Chef Jun cukup heboh, tidak menunggu waktu lama resep ayam yang dibuat mas Jun selesai. Ayam Rica-Rica ini diolah dengan bumbu sederhana dalam cara masak yang sederhana pula, nggak ribet, akan tetapi menghasilkan cita rasa yang menggugah selera makan. Campuran cabai, serai, daun jeruk, bawang merah, bawang putih, juga jahe mengumbar aroma nikmat di seantero gedung museum.
Resep Mas Jun dari Dapur ayah ini memang menggoda selera, rasanya yang nikmat, mudah sekali di praktekkan kembali di rumah. Saya jadi pimgin coba karena resep ayam Rica-Rica ala mas Jun sedikit berbeda dari yang biasa saya buat, cita rasanya rempahnya sangat terasa di lidah, warna cabe merahnya yang cerah sanggat menggoda selera makan.
Sesi masak bareng Chef Jun cukup heboh, tidak menunggu waktu lama resep ayam yang dibuat mas Jun selesai. Ayam Rica-Rica ini diolah dengan bumbu sederhana dalam cara masak yang sederhana pula, nggak ribet, akan tetapi menghasilkan cita rasa yang menggugah selera makan. Campuran cabai, serai, daun jeruk, bawang merah, bawang putih, juga jahe mengumbar aroma nikmat di seantero gedung museum.
Resep Mas Jun dari Dapur ayah ini memang menggoda selera, rasanya yang nikmat, mudah sekali di praktekkan kembali di rumah. Saya jadi pimgin coba karena resep ayam Rica-Rica ala mas Jun sedikit berbeda dari yang biasa saya buat, cita rasanya rempahnya sangat terasa di lidah, warna cabe merahnya yang cerah sanggat menggoda selera makan.
Ayam Rica-Rica dari mas Jun |
Puding Sarikaya Gula merah |
Selain ayam Rica-Rica mas Jun membuat Puding Sarikaya Gula Merah, sebuah hidangan penutup dengan cita rasa yang lembut, manis, dan meleleh di mulut. Pudding Sarikaya Gula Merah adalah ampuran gula merah, garam, telur, dan santan menjadi rasa yang sangat menggugah, makan satu cup puding ini selalu berasa kurang, lagi, lagi dan mau lagi.
Hasil praktek ayam rica-rica, pudingnya belum sempat buat padahal bahan-bahannya sudah dibeli lewat Honestbee |
Selesai memasak acara saya tertarik nih pingin nyoba dan praktek di rumah, soalnya waktu saya makan di sana resep ini endeuus banget dan bikin ketagihan, Mas Jun juga sempat berbagi tips untuk masakkannya, seperti ayamnya nih sebaiknya direbus dan digoreng dulu sebentar untuk mengurangi aroma amisnya, selain itu mas Jun juga mengatakan bahwa semua bahan-bahan yang dipakainya di beli lewat Honestbee, apa ya Honestbee?
Honestbee
Honestbee adalah sebuah aplikasi berbasis internet yang melayani belanja dan pengiriman untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk belanja bulanan yang bekerjasama dengan supermarket atau toko-toko besar.
Layanan ini hadir di Indonesia sejak bulan januari lalu, Honestbee berasal dari Singapura, dan saat ini sudah beroperasi di banyak negara seperti Hongkong, Taiwan, Jepang, Malaysia dan Thailand.
Khusus di Indonesia saat ini Honestbee sudah bekerja sama dengan jaringan perusahaan ritel terbesar yaitu Carefour atan Transmart, dengan aplikasi Honestbee pelanggan dari jaringan dua toko ini bisa merasakan sensasi belanja tanpa harus keluar rumah, atau tinggal menunggu di kantor barang pesanan datang.
Ini pesanan saya di Honestbee untuk praktek langsung resep dari Mas Jun @resepdapurayah |
Cara belanja seperti ini memang sangat membantu yah terutama untuk saya yang lumayan rempong kalau belanja harian atau bulanan, harus sepaket bawa anak soalnya, tapi dududu sudah terbayang kan pengeluaran jadi membengkak kalau ajak anak-anak belanja. Di samping itu kadang nggak sempat belanja karena riweuh dengan pekerjaan atau urusan lainnya. Honestbee memberikan solusi untuk mengatasi keterbatasan ini. Cara berbelanja di Honestbee juga sangat mudah, kita tinggal mendownload aplikasi atau bisa juga melalui laptop atau notebook dan mengikuti step by step belanja seperti biasa jika kita berbelanja di E-commerce lainnya. Namun Honestbee mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh aplikasi lain yaitu:
- Dilengkapi pilihan atau opsi untuk mengganti atau substitute barang jika pilihan barang yang kita pilih tidak ada.
- Proses antar pesanan yang fleksibel bisa disesuaikan waktu yang kita inginkan, dengan adanya fitur timeslot.
- Harga barang yang tertera di Honestbee sama dengan yang tercantum di supermarket Carefour dan Transmart.
- Kemudahan proses bayar dengan cara COD (Cash On Delivery) maupun Kredit
Pengalaman berebelanja dengan Honestbee sangat membantu dan efektif, dari mulai costumer service sampai mas-mas delivery bee nya sangat baik pelayanannya, saya sendiri menggunakan Honestbee untuk belanja keperluan dua resep dari mas Jun yang ingin saya praktekkan, seperti telur, terigu, ayam, minyak sayur dan lain-lain. Kualitas, timbangan dan ukuran barang yang saya terima sesuai dengan display di gambar.
Berbelanja lewat Honestbee, Di era yang semakin canggih seperti saat ini, hidup di tengah arena yang dengan mobilitas tinggi, dengan Honestbee belanja terasa berada digenggaman tangan, menjadi semakin mudah.
Dengan Honestbee serasa supermarket yang besar dan jauhnya berkilometer dari rumah seakan berpindah ke ruas jari-jari kita, berkelip di layar gadget, sekejap saja barang pesanan hadir di rumah. Pokoknya benar-benar satu hari minggu yang berkesan saat saya pergi ke Museum Tekstil, sambil belajar masak dan dapat pengalaman belanja dengan mudah lewat Honestbee
Dengan Honestbee serasa supermarket yang besar dan jauhnya berkilometer dari rumah seakan berpindah ke ruas jari-jari kita, berkelip di layar gadget, sekejap saja barang pesanan hadir di rumah. Pokoknya benar-benar satu hari minggu yang berkesan saat saya pergi ke Museum Tekstil, sambil belajar masak dan dapat pengalaman belanja dengan mudah lewat Honestbee
Jadi tau tentang batik setelah ke Museum Tekstil yaa..
BalasHapusahh manteb banget acaranya, jalan-jalan, masak, belanja asikk!
BalasHapusWaaah 98 kerusuhan aku sudah nyambi kerja xixixi
BalasHapusIya asyik belanja di honestbee
aku sih yesss sama honestbee, tapi tergantung isi dompet sih hihihihi
BalasHapusAcara kali ini multi tasking banget deh. Ya liburan, ya belanja, ya belajar masak. Suka...tiap ikutan event dari Kriya Indonesia
BalasHapusacaranya unik banget mba beda dengan yang lainnya ke museum tapi tetap asik, semoga di SUrabaya nanti ada
BalasHapusNoted, terimakasih reportasenya NUnu Halimi (●´ะท`)♡
BalasHapus