Dengan lebih dari 250 juta jiwa penduduk, pernah kebayang nggak bagaimana caranya pemerintah memastikan ketersediaan pangan untuk kita nih rakyat Indonesia, kalau saya sih iya. Beneran saya nggak bisa bayangin, soalnya saya yang baru "ngasih makan" empat anak aja pusingnya bukan main loh?!
Pemenuhan kebutuhan pangan yang dilakukan pemerintah, sudah pasti dengan sistem dong ya, makanya alhamdulillah sampai hari ini, kita masih bisa memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari dengan mudah. Kalau nggak pakai sistem kacau lah semuanya, bisa terjadi krisis atau terjadi kelangkaan bahan pangan, kalau sudah begitu tahu sendiri kan hebohnya, ketika satu jenis pangan langka seperti beras atau cabai misalnya,efeknya bisa kemana-mana sampai merambat jadi urusan politik, pusing deh pala bebeb lihat berita.
Yup, begitulah. Pangan sebagai sumber utama kehidupan manusia punya peran vital bagi keberlangsungan hidup dan peradaban, dan bukan hanya Indonesia yang memiliki concern soal pemenuhan pangan, semua negara di seluruh dunia, memiliki kepentingan yang sama dalam urusan ini, memastikan ketersediaan pangan di negara masing-masing.
Dengan segudang persoalan dan tantangan yang harus diatasi, tentunya membutuhkan banyak pihak terkait yang terlibat untuk merumuskan dan menjawab semua persoalan, karena itulah pemerintah Indonesia bekerjasama dengan EAT Foundation berkolaborasi menyelenggarakan Asia Pacific Food Forum yang dilaksanakan di Jakarta 30-31 Oktober 2017 mendatang.
Ini adalah forum pertama yang diadakan di kawasan regional Asia Pacific dalam periode sepuluh tahun aksi PBB untuk Nutrisi (2016-2025) setelah sebelum-sebelumnya diadakan di Stockholm Swedia, hal yang bisa saya ketahui karena saya mengikuti langsung acara sosialiasi forum ini tanggal 26 Oktober lalu, bersama teman-teman blogger di gedung Departemen Kesehatan Kuningan Jakarta.
Apa sih Asia Pacific Food Forum (APFF)
Asia Pacific Food Forum adalah forum internasional yang mempertemukan stakehoders di bidang kesehatan, lingkungan hidup dan sistem pangan seperti pemerintah, akademisi, ilmuwan, peneliti, Non Goverment Oraganizations, Politisi, pelaku bisnis yang berasal dari berbagai negara.
Lewat forum ini kita bisa mendapatkan optimisme masa depan pangan yang lebih baik, melalui rilis riset terbaru dan terbaik dari para ilmuwan, para pembuat kebijakan dari berbagai negara juga akan berkumpul, berbagi pengalaman untuk menggali dan membuka peluang usaha membangun sinergi demi pemenuhan pangan yang berkesinambungan
Keberanian Indonesia untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah dan fasilitator, patut diacungi jempol loh, karena meski kita saat ini kita masih bisa makan aman stok pangan, namun ternyata Indonesia masih memiliki catatan merah untuk penyelesaian masalah kesehatan, sistem pangan dan lingkungan hidup, ajang ini adalah bukti komitmen serius pemerintah untuk duduk bersama mencari solusi.
Meski bukan bagian langsung dari stakeholders Asia Pacific Food Forum, acara seperti ini tentu penting diketahui oleh kita sebagai masyarakat, karena akan berdampak buat masa depan kita juga ye kann?! Akan seperti apakah nanti hasil-hasil yang didapatkan dalam forum ini? Bagaimana implementasi nya di kalangan masyarakat, kita lihat nanti.
Namun yang pasti, menurut Departemen Kesehatan, Indonesia sudah berada di jalur yang benar dalam upaya mengatasi masalah ketahanan dan kesehatan pangan, terutama yang berhubungan dengan penanganan mal nutrisi seperti gizi buruk dan stunting, dengan terus bekerja keras menurunkan angka presentase kasus gizi buruk, dan terus menggenjot upaya peningkatan pengelolaan sumber pangan.
Dalam acara temu blogger ini, hadir juga ibu Helianti Hilman founder dari Javara, produsen produk pangan organik, yang akan menghadiri APFF, menurut ibu Helianti acara Asia Pacific Food Forum adalah forum yang tepat untuk kita bangsa Indonesia, mengembalikan kejayaan pangan asli Indonesia kepada masyarakat dunia. Sudah jadi kebiasaan saat ini banyak orang dari luar negeri yang mempelajari kekayaan pangan kita, yang dikenal sehat, penuh nutrisi, bergizi tapi yang terjadi justru sebaliknya, orang kita lebih suka makan-makanan luar negeri terutama fast foodnya yang dikenal sarat lemak dan tidak sehat.
Seperti kita ketahui, makanan sering menjadi faktor pencetus utama berbagai macam penyakit, yang menular maupun yang tidak menular, dengan forum ini diharapkan akan ada banyak lagi pilihan lain bagi masyarakat dalam mengkonsumsi makanan yang sehat.
Keaneka ragaman pangan Indonesia bisa jadi sumber kekuatan pangan di masa depan, bukan hanya tanaman pangan yang memang dibudidayakan tetapi juga tanaman liar yang tumbuh sembarang tempat potensial untuk dikembangkan. Apalagi tanaman-tanaman ini memiliki nutrisi yang menunjang gaya hidup sehat, serta memiliki khasiat kesehatan apabila sering dikonsumsi, karena kandungan nutrisi di dalamnya. Seperti misalnya daun Pegagan, hmm ada yang tahu daun Pegagan?
Daun ini biasanya digunakan sebagai salah satu bahan pada asinan Bogor. Daun Pegagan ternyata memiliki kandungan kalsium setara dengan satu liter susu, ada juga tanaman lainnya seperti daun krekot, daun kelor, daun cingcau, daun melinjo dan masih bayak lagi tanaman liar yang semuanya memiliki kandungan vitamin, mineral dan zat pembangun tubuh lainnya.
Ibu Helianti Hilman akan mengemukakan hal ini di forum APFF, dengan harapan akan ada pengembangan dan riset lebih lanjut agar sumber pangan ini bisa menjadi alternatif pangan di masa depan.
Apa Saja Kegiatan Asia Pacific Forum
Bentuk kegiatan APFF terdiri dari forum-forum dengan berbagai macam diskusi panel, pidato kunci, EAT Talks dan loka karya, tema APFF kali ini adalag "Transformasi sistem pangan global untuk memberi makan sembilan milliar penduduk bumi secara sehat dan ramah lingkungan sampai tahun 2050"
Kegiatan APFF diadakan untuk mempercepat aksi nyata, dengan kolaborasi antar negara dan merancang solusi, untuk menjawab tantang krusial maslah pangan, kurang lebih 500 pemimpi negara, perusahaan, akademsi, masyarakat dan media akan saling bertukar informasi yang bisa dimanfaatkan di negara masing-masing.
Apa sih manfaat penyelenggaraan APFF untuk Indonesia
Sebagai tuan rumah, tentunya Indonesia mempunyai posisi penting dalam forum ini, peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap makanan yang dimakan adalah sebuah keharusan, dengan forum ini tentunya akan semakin banyak masyarakat yang memahami isi piring nya, apa kandungannya, bagaimana dampaknya untuk kesehatan, makan bukan hanya sekadar hap, hap, hap beres, perhatikan isi piring nya yah!
APFF ini akan emberi dampak ekonomi bagi Indonesia, hasil dan implementasi forum ini, akan memberi peluang kerjasama, investasi, pertukaran dan sinergi. Juga untuk menacari solusi kesehatan dan ketahanan pangan dunia.
EAT Foundation
Diatas saya sudah menyinggung bahwa APFF terbentuk dengan kerjasama pemerintah dan EAT Foundation, Apa sih Eat Foundation?
EAT Foundation adalah sebuah bentuk dari The Eat Initiative, yang digagas oleh Stordalen Foundation and Stockholm Ressilience Centre di tahun 2013, Bersama dengan Wellcome Trust, mereka meluncurkan Yayasan EAT pada bulan Maret 2016.
Misi Yayasan EAT adalah untuk mereformasi sistem pangan global dan memungkinkan kita memberi makan populasi global yang tumbuh dengan makanan sehat dari planet yang sehat. Ketiga organisasi tersebut akan menggunakan pengalaman unik mereka dalam bidang kesehatan, sains, kebijakan dan keberlanjutan untuk mengumpulkan para ahli dan pengambil keputusan yang dapat mengubah bukan hanya yang dimakan tetapi juga cara kita makan.
Para pegiat EAT Foundation juga ada yang hadir dalam acara temu blogger ini, diwakili Mr Simmon dan Marcus yang berasal dari Norwegia, menuturkan apa itu EAT Foundation.
EAT Foundation mendorong penelitian interdisipliner dengan membangun kolaborasi lintas disiplin ilmiah yang berinteraksi dengan masalah makanan, memperbaiki gizi dan keamanan pangan dan mengatasi tantangan kesehatan dan lingkungan global termasuk obesitas dan penyakit tidak menular, perubahan iklim dan degradasi ekosistem
Hasil ilmiah EAT dipandu oleh Dewan Penasihat yang mempertemukan lebih dari 30 pakar terkemuka dunia di bidang sains dan kebijakan pangan, nutrisi, kesehatan masyarakat, kelestarian lingkungan, ilmu kedokteran hewan, dan ekonomi.
Fokus jangka panjang untuk inisiatif ini adalah menetapkan seperangkat pedoman praktis untuk konsumen dan sektor swasta yang mendefinisikan makanan sehat dan berkelanjutan, yang dapat memperbaiki hasil dari lapangan ke isi piring yang kita makan.
EAT Foundation juga bertujuan untuk mendorong inovasi dan pengembangan bisnis di sepanjang rantai nilai pangan yang akan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Akhirnya, EAT bertujuan untuk memberi para pembuat keputusan bukti untuk menginformasikan pengambilan keputusan, dan akan menyarankan strategi untuk mengubah perilaku konsumen di semua segmen masyarakat, menyatukan pikiran cemerlang dari sains, politik, bisnis dan masyarakat sipil untuk bertukar gagasan tentang bagaimana mengubah sistem pangan menuju keberlanjutan, kesehatan, keamanan, dan keadilan.
Yang ingin tahu seperti apa EAT Foundation bisa kunjungi
www.eatforum.org, jadi kita lihat seperti apa nantinya hasil dari forum ini, semoga ketersedian pangan akan terus berkelanjutan, dan kita tunggu akan seperti apa juga suatu saat nanti jika makanan dari tanaman liar dikembangkan.
Write a comment
Posting Komentar