Anak zaman sekarang galaunya karena putus cinta, susah move on katanya. Sementara anak zaman dulu galaunya kalau pas ngibarin bendera, eh lagu belum selesai, bendera sudah di ujung tiang. Ya, begitulah sekilas cerita lucu-lucuan perbandingan generasi zaman dulu dan zaman sekarang.
Yang kalau boleh saya bilang, sebenarnya dua generasi ini sama sekali tidak layak di bandingkan, soalnya nggak apple to apple, secara kan yaa anak-anak zaman sekarang mainannya udah gawai dengan resolusi mutakhir, tontonan dan tuntunannya langsung dari youtube, sementara anak-anak zaman dulu especially anak-anak 80-90an macam saya, bisa nonton TV bebas gonta-ganti channel pakai remote aja, sudah previlege luar biasa.
Hal inilah yang menjadi salah satu kata kunci sebuah film yang akan di rilis tanggal 9 Nopember nanti, yang saat saya lihat trailernya, ada adegan percakapan beberapa remaja, yang tidak terima dengan pendapat orangtua, karena selalu membandingkan cara hidup mereka saat remaja untuk menasihati. Tetapi bukannya menurut dan mengamini apakata orangtua, yang terjadi justru sebaliknya anak-anak ini menjadi pemberontak, nakal, liar dan mengecewakan orangtua.
Apakah benar anak-anak ini demikian, tidak mau mendengar kata-kata orangtua? Atau sebenarnya orangtua yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik, tidak mau mendengar apa kata anak? Hmm. Itulah sekilas gambaran cerita film "My Generation" film yang mengangkat berbagai isu yang lekat dengan generasi Z, lika-liku remaja dengan segala relasi dan perilakunya. Sebuah film yang mengungkap realita kehidupan remaja masa kini, generasi Z. Generasi yang lahir antara tahun 1995-2015.
Apakah benar anak-anak ini demikian, tidak mau mendengar kata-kata orangtua? Atau sebenarnya orangtua yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik, tidak mau mendengar apa kata anak? Hmm. Itulah sekilas gambaran cerita film "My Generation" film yang mengangkat berbagai isu yang lekat dengan generasi Z, lika-liku remaja dengan segala relasi dan perilakunya. Sebuah film yang mengungkap realita kehidupan remaja masa kini, generasi Z. Generasi yang lahir antara tahun 1995-2015.
Melihat teaser film ini membuat saya terkesiap, karena anak-anak saya juga masuk dalam generasi Z, ini juga membuat saya juga berkrenyit, perlu nggak yah sebagai ibu generasi Z menyaksikan film ini, siapkah saya melihat realita anak zaman sekarang?
Ternyata, film ini justru bukan hanya tontonan untuk remaja, orangtua juga sebaiknya menonton film ini, begitu menurut cerita beberapa teman blogger yang melihat langsung press conference film ini beberapa waktu lalu, film ini memperlihatkan realita anak-anak zaman sekarang, yang sebaiknya di ketahui orangtua.
Perubahan zaman bersama teknologinya, membuat hampir semua sendi kehidupan berubah, kotak layar TV yang dahulu di anggap ajaib, saat ini sudah mulai di tinggalkan, berganti dengan muncul nya ponsel, telepon pintar, smartphone. Sebuah benda yang pertama saya kali saya lihat, rasanya tak habis pikir, bagaimana caranya ya layar yang di swipe, bisa menangkap gambar, mendengar musik serta memberikan jutaan informasi, informasi yang kemudiian mengubah banyak hal, termasuk merubah tatanan sosial, budaya, hingga pola komunikasi di tengah masyarakat dan keluarga.
Film "My Generation" merekam kehidupan anak muda masa kini dengan masalah yang lebih kompleks. Cerita empat remaja SMU, Zeke, Suki, Orly dan Konji, yang di gambarkan sebagai anak metropolitan, suatu ketika di hukum tidak bisa mengikuti liburan karena mereka membuat video yang memprotes guru, sekolah dan orangtua, yang kemudian menjadi viral .
Liburan sekolah yang tidak istimewa, justru membawa mereka kepada petualangan-petualangan yang memberi pelajaran berarti, kekempat sahabat ini memiliki karakter berbeda-beda dengan konfliknya masing-masing.
Orly, remaja cewek yang kritis, pintar dan berprinsip sedang dalam masa pemeberontakkan akan kesetaraan gender, Orly sendiri mengahdapi konflik hubungan yang rumit dengan ibunya seorang single parent yang menjalin hubungan dengan laki-laki yang jauh lebih muda.
Suki adalah remaja cewek yang dingin, memiliki orangtua yang selalu berpikiran negatif kepadanya membuat Suki mengalami krisis kepercayaan diri yang dengan susah payah ia sembunyikan.
Zeke, remaja cowok rebbellious yang easy going dan loyal terhadap teman-temannya, memiliki masalah dengan orangtua yang menurutnya tidak mecintai dan tidak menginginkan keberadaannya , untuk menyembuhkan luka yang di pendamnya Zeke harus berani berkonrontasi dan membuka pintu komunikasi dengan orangtuanya.
Konji pemuda polos dan naif yang terkekang oleh aturan orangtua yang over protektif , dan kolot. Konji juga mengalami pergolakan batin yang rumit setelah mengetahui kenyataan bahwa perilaku orangtuanya justru kontradiktif dengan aturan yang selama ini di terapkan.
Dengan latar belakang seperti ini, kira-kira akan seperti apa yaa, konflik sesungguhnya yang di hadirkan sutradara Upi, Yang menarik, film "My Generation" sangat berani, karena tidak menggunakan bintang tenar sebagai pemerannya, semua cast atau tokoh utama film ini adalah pendatang baru yang benar-benar asing terdengar nama-namanya di dunia film, di antaranya Bryan Angelo , Lutesha, Arya Vasco, dan Alexandara Kosasie.
Meski begitu keempat pemain baru ini mampu menunjukkan kemampuan dengan baik, sesuai dengan karakter yang di mainkan, peran para pemeran orangtua yang di mainkan oleh aktris dan aktor senior terkenal seperti Tio Pakusadewa, Surya Saputra, Joko Anwar, Karina Suwandhi, Ira Wibowo dan Indah Kalalo sedikit banyak mempengaruhi kualitas akting anak-anak remaja ini.
Liburan sekolah yang tidak istimewa, justru membawa mereka kepada petualangan-petualangan yang memberi pelajaran berarti, kekempat sahabat ini memiliki karakter berbeda-beda dengan konfliknya masing-masing.
Orly, remaja cewek yang kritis, pintar dan berprinsip sedang dalam masa pemeberontakkan akan kesetaraan gender, Orly sendiri mengahdapi konflik hubungan yang rumit dengan ibunya seorang single parent yang menjalin hubungan dengan laki-laki yang jauh lebih muda.
Suki adalah remaja cewek yang dingin, memiliki orangtua yang selalu berpikiran negatif kepadanya membuat Suki mengalami krisis kepercayaan diri yang dengan susah payah ia sembunyikan.
Zeke, remaja cowok rebbellious yang easy going dan loyal terhadap teman-temannya, memiliki masalah dengan orangtua yang menurutnya tidak mecintai dan tidak menginginkan keberadaannya , untuk menyembuhkan luka yang di pendamnya Zeke harus berani berkonrontasi dan membuka pintu komunikasi dengan orangtuanya.
Konji pemuda polos dan naif yang terkekang oleh aturan orangtua yang over protektif , dan kolot. Konji juga mengalami pergolakan batin yang rumit setelah mengetahui kenyataan bahwa perilaku orangtuanya justru kontradiktif dengan aturan yang selama ini di terapkan.
Dengan latar belakang seperti ini, kira-kira akan seperti apa yaa, konflik sesungguhnya yang di hadirkan sutradara Upi, Yang menarik, film "My Generation" sangat berani, karena tidak menggunakan bintang tenar sebagai pemerannya, semua cast atau tokoh utama film ini adalah pendatang baru yang benar-benar asing terdengar nama-namanya di dunia film, di antaranya Bryan Angelo , Lutesha, Arya Vasco, dan Alexandara Kosasie.
Meski begitu keempat pemain baru ini mampu menunjukkan kemampuan dengan baik, sesuai dengan karakter yang di mainkan, peran para pemeran orangtua yang di mainkan oleh aktris dan aktor senior terkenal seperti Tio Pakusadewa, Surya Saputra, Joko Anwar, Karina Suwandhi, Ira Wibowo dan Indah Kalalo sedikit banyak mempengaruhi kualitas akting anak-anak remaja ini.
Para remaja dan peran yang mereka mainkan dalam film My Generation adalah representasi remaja masa kini, anak-anak yang terkean nakal namun sesungguhnya kritis dengan pemikiran luas. Fillm ini memberi pesan bagi orangtua, untuk lebih memperhatikan anak-anak dengan menggunakan pola komunikasi tepat.
Film My Generation adalah sebuah karya film dengan proses riset hampir dua tahun lebih, menurut Upi film ini lahir dari keprihatinannya kepada realita yang terjadi saat ini, semua pemeran film My Generation, di jaring dengan audisi. Debut mereka di film ini juga diharapkan bisa memberi warna baru dan regenerasi aktris dan aktor Indonesia yang lebih beragam. Film yangdi produksi oleh rumah produksi IFI dan sutradara Upi, sudah tidak perlu di ragukan kualitasnya dari segi gambar dan cerita seperti film "My Stupid Boss" "30 Hari Mencari Cinta" Radit Dan Jani"serta beberapa film lainnya, yuk siapkan diri melihat realita generasi Z melalui cerita "My Generation" tanggal 9 Nopember di bioskop kesayangan.
Berarti bisa ya anak remaja dan orang tuanya nonton bareng film My Generation. Semoga komunikasi 2 arahnya terwujud
BalasHapus