Bu? Gimana sudah rapi masak belum? Saya udah dongg?! Nggak ada yang nanya ya, hehe.. Gaya-gayaan aja nanya masak, kayak yang jago masak aja. Ceritanya lagi pede nih soalnya hari rabu lalu tanggal 8 November saya dapat kesempatan berkunjung ke dapur Umami Ajinomoto dalam acara "Bicara Gizi Bersama Masako" jadi berasanya skill masak saya naik beberapa level nih.
Beneran, abis berkunjung ke dapur Umami kemarin itu saya jadi makin semangat masak, soalnya kenapa? Ada satu ketakutan yang selama ini sering saya rasakan saat masak terjawab, saya pingin banget bisa menyajikan masakan yang enak plus sehat, ini kan tantangan banget ya, soalnya makanan enak sih bisa aja bikinnya, ya selama anak-anak nggak protes, makannya lahap tandanya enak.
Nah, enaknya dapat, tapi sehatnya itu loh, dengan masak pakai MSG ya suka kepikiran, soalnya kan katanya kalau masak pakai MSG atau micin berbahaya, nggak bagus buat kesehatan.
Nah, enaknya dapat, tapi sehatnya itu loh, dengan masak pakai MSG ya suka kepikiran, soalnya kan katanya kalau masak pakai MSG atau micin berbahaya, nggak bagus buat kesehatan.
Alhamdulillah akhirnya tercerahkan, ternyata pemakaian MSG itu masuk kategori pemberian bahan tambahan pangan yang aman di gunakan, asal sesuai takaran, don't worry! Nggak perlu khawatir masak pakai MSG. Pada kunjungan ke dapur Umami saya jadi tahu bahwa Masak menggunakan MSG asal sesuai takaran, aman dan tidak berbahaya.
Cerita Tentang MSG
Kunjungan ke dapur Umami di mulai dengan kisah tentang PT Ajinomoto, sebagai perusahaan produsen Masako. Kami disambut para pimpinan PT Ajinomoto, ada Ibu Eurli Asria selaku brand manager Masako, ibu Yani Herliani, Consumer Food & Seasoning Departemen Manager, dan bapak Haris Fadillah PR Manager Indonesia.
Dapur Umami berlokasi di lingkungan pabrik dan kantor PT Ajinomoto, di Jl Yos Sudarso Jakarta, di tempat ini distribusi produk-produk Ajinomoto di lakukan, suasana Dapur Umami homey sekali, penataannya apik, interiornya sangat "dapur goals" buat ibu-ibu. Kompor, mikser, blender, oven, dan semua peralatan dapur lengkap tersedia, pokoknya menggoda banget deh!
Bersama ibu-ibu teman blogger lain, kami menyimak pengetahuan tentang MSG atau biasa di sebut micin. Ini hal yang sangat penting buat saya, yah maklum kan ibu-ibu yah sering dapat informasi simpang siur, apalagi kalau ketemu teman sesama ibu yang merasa lebih baik dan keren masaknya karena sudah terbebas dari bahan yang satu ini.
Duhh saya jadi gimana gitu yah. Meskipun agak ironi juga sih cerita masak bebas MSG tapi sambil makan bakso di tempat abang bakso langganan, pesannya "Jangan pakai micin bang!" Nggak tahu atau pura-pura nggak tahu kalau semua komposisi bahan-bahan bakso dari adonan bakso sampai kuahnya sudah di beri MSG.
Kalau di tukang makanan, kita nggak bisa ngukur seberapa banyak pakai MSGnya, yah berdo'a aja pemberiannya dengan kadar yang cukup, tidak melebihi batas, soalnya kalau kebanyakan makan micin nanti jadi bodoh, eh itu sih kalimat yang sering saya dengar dan sekarang semakin marak dengan kehadiran media sosial.
Menggunakan kata micin sebagai argumentasi dan cemoohan, sering banget saya saya baca status yang di bawahnya terdapat komen dengan kalimat begini nih "Yang pinter dikit dong, pasti kebanyakan makan micin nih?!" atau "Eh, dasar generasi micin nggak punya otak!" dan banyak lain yang berkonotasi negatif tentang micin, membaca seperti itu agak-agak bikin gemes yah, ngak tahu deh siapa yang memulai, apa ada bukti ilmiah tentang ini? Ternyata tidak ada loh, semua itu hanya asumsi dan persepsi yang tidak berdasar.
Dapur Umami berlokasi di lingkungan pabrik dan kantor PT Ajinomoto, di Jl Yos Sudarso Jakarta, di tempat ini distribusi produk-produk Ajinomoto di lakukan, suasana Dapur Umami homey sekali, penataannya apik, interiornya sangat "dapur goals" buat ibu-ibu. Kompor, mikser, blender, oven, dan semua peralatan dapur lengkap tersedia, pokoknya menggoda banget deh!
Bapak Haris dan ibu Yani Herliani |
Bersama ibu-ibu teman blogger lain, kami menyimak pengetahuan tentang MSG atau biasa di sebut micin. Ini hal yang sangat penting buat saya, yah maklum kan ibu-ibu yah sering dapat informasi simpang siur, apalagi kalau ketemu teman sesama ibu yang merasa lebih baik dan keren masaknya karena sudah terbebas dari bahan yang satu ini.
Duhh saya jadi gimana gitu yah. Meskipun agak ironi juga sih cerita masak bebas MSG tapi sambil makan bakso di tempat abang bakso langganan, pesannya "Jangan pakai micin bang!" Nggak tahu atau pura-pura nggak tahu kalau semua komposisi bahan-bahan bakso dari adonan bakso sampai kuahnya sudah di beri MSG.
Kalau di tukang makanan, kita nggak bisa ngukur seberapa banyak pakai MSGnya, yah berdo'a aja pemberiannya dengan kadar yang cukup, tidak melebihi batas, soalnya kalau kebanyakan makan micin nanti jadi bodoh, eh itu sih kalimat yang sering saya dengar dan sekarang semakin marak dengan kehadiran media sosial.
Menggunakan kata micin sebagai argumentasi dan cemoohan, sering banget saya saya baca status yang di bawahnya terdapat komen dengan kalimat begini nih "Yang pinter dikit dong, pasti kebanyakan makan micin nih?!" atau "Eh, dasar generasi micin nggak punya otak!" dan banyak lain yang berkonotasi negatif tentang micin, membaca seperti itu agak-agak bikin gemes yah, ngak tahu deh siapa yang memulai, apa ada bukti ilmiah tentang ini? Ternyata tidak ada loh, semua itu hanya asumsi dan persepsi yang tidak berdasar.
Jangan Salahkan Micin, kalau mau pintar ya belajar, tidak ada cara lain..Begitu isi kata sambutan dari bapak Haris Fadillah selaku PR Manager Ajinomoto, banyak persepsi dan asumsi yang tidak berdasar tentang MSG beredar, sebagai pelopor MSG yang di temukan oleh seorang Profesor, yaitu Professor Kikunae Ikeda di tahun 1908 dari Jepang, telah di akui sebagai rasa dasar ke lima setelah asin, asam, manis, dan pahit, yaitu gurih atau umami.
Professor Kikunae pertama kali meneliti MSG dari masakan isterinya yang enak, lebih terasa sedap dan mantap. Ia tahu ini terjadi karena masakan sang isteri menggunakan bahan tambahan yang berasal dari rumput laut yang di fermentasi, yaitu Kombu Dashi. Dari sanalah tercetus ide untuk membuat penyedap rasa ini, agar praktis dan mudah di gunakan oleh semua orang, tanpa harus repot membuat fermentasinya.
Lalu, apa kandungan utama MSG? Kandungan utama MSG adalah Asam Glutamat dan asam amino, dua zat ini ini adalah zat yang di perlukan oleh makhluk hidup. Kandungan MSG sebenarnya secara alami sudah terdapat dalam ASI (Air Susu Ibu) ini lah rasa gurih pertama yang di cicipi manusia, selain itu MSG juga bisa terbentuk dari sayuran, seperti tomat, jagung juga rumput laut, tebu, seafood, kerang-kerangan dan lain-lain, tapi cara mendapatkannya supaya rasanya lebih maksimal harus di proses terlebih dahulu, dengan proses fermentasi, nah kemudahan proses inilah yang di temukan oleh Profesor Kikunae Ikeda.
Komposisi MSG terdiri dari Asam Glutamat, Natrium (garam) dan air. Tahun 1909 Profesor Kikunae Ikeda mulai memasarkan temuannya dengan nama Ajinomoto, yang kemudian berkembang hingga akhirnya sampailah ke Indonesia, dengan PT Ajinomoto dan mendirikan pabrik di Mojokerto, banyak sekali produk Ajinomoto yang beredar di pasaran, selain Masako, ada saus tiram dan saus teriyaki Saori, tepung bumbu Sajiku, saus Mayonaise Mayumi, Delito saus pasta, dan lain-lain.
Perjalanan Ajinomoto sudah sangat panjang, lebih dari seratus tahun, selama itu pulalah terus di lakukan berbagai penelitian untuk meyempurnakan dan menambah variasi produknya.
Namun isu keamanan MSG sejak lama menjadi perbincangan berbagai kalangan, kejadian ini bermula ketika seoarang bernama Robert Kwok menulis surat pembaca dalam bentuk jurnal, katanya ia mengalami berbagai keluhan seperti mual, pusing dan pusing setelah makan di sebuah restoran, dari sanalah muncul anggapan kalau MSG menyebabkan berbagai macam keluhan seperti pusing, mual, kaku leher, lesu, dada berdebar dan bahkan bisa memicu kanker.
Padahal kalau mau di telah MSG sebenarnya sama saja seperti zat perasa lainnya, seperti garam yang bisa memicu darah tinggi atau gula yang menjadi penyebab diabetes, intinya jangan berlebihan, karena apapun yang berlebihan, dampaknya tidak akan bagus.
Menurut berbagai peneleitian yang di lakuakan, belum ada bukti ilmiah sahih yang menyatakan kalau MSG berbahaya, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI, Departemen Kesehatan RI, Badan Kesehatan Amerika (FSDA) Uni Eropa, Australia dan New Zealand secara resmi menyatakan kalau MSG itu aman di gunakan.
Konsumsi MSG tidak akan terakumulasi dan menumpuk dalam tubuh karena akan melarut dan di proses oleh saluran cerna dan terbawa pada saat pembuangan, juga melalui keringat dan urin. Satu hal penting, MSG sebaiknya tidak di konsumsi langsung, di gado atau buat cemilan. Penggunaan MSG harus bersamaan dengan bahan lain. MSG aman di konsumsi oleh anak yang sudah bisa makan seperti orang dewasa, yang penting pemakaian secukupnya, maksimal hanya dua sendok teh/hari.
Lalu, apa kandungan utama MSG? Kandungan utama MSG adalah Asam Glutamat dan asam amino, dua zat ini ini adalah zat yang di perlukan oleh makhluk hidup. Kandungan MSG sebenarnya secara alami sudah terdapat dalam ASI (Air Susu Ibu) ini lah rasa gurih pertama yang di cicipi manusia, selain itu MSG juga bisa terbentuk dari sayuran, seperti tomat, jagung juga rumput laut, tebu, seafood, kerang-kerangan dan lain-lain, tapi cara mendapatkannya supaya rasanya lebih maksimal harus di proses terlebih dahulu, dengan proses fermentasi, nah kemudahan proses inilah yang di temukan oleh Profesor Kikunae Ikeda.
Komposisi MSG terdiri dari Asam Glutamat, Natrium (garam) dan air. Tahun 1909 Profesor Kikunae Ikeda mulai memasarkan temuannya dengan nama Ajinomoto, yang kemudian berkembang hingga akhirnya sampailah ke Indonesia, dengan PT Ajinomoto dan mendirikan pabrik di Mojokerto, banyak sekali produk Ajinomoto yang beredar di pasaran, selain Masako, ada saus tiram dan saus teriyaki Saori, tepung bumbu Sajiku, saus Mayonaise Mayumi, Delito saus pasta, dan lain-lain.
Perjalanan Ajinomoto sudah sangat panjang, lebih dari seratus tahun, selama itu pulalah terus di lakukan berbagai penelitian untuk meyempurnakan dan menambah variasi produknya.
Namun isu keamanan MSG sejak lama menjadi perbincangan berbagai kalangan, kejadian ini bermula ketika seoarang bernama Robert Kwok menulis surat pembaca dalam bentuk jurnal, katanya ia mengalami berbagai keluhan seperti mual, pusing dan pusing setelah makan di sebuah restoran, dari sanalah muncul anggapan kalau MSG menyebabkan berbagai macam keluhan seperti pusing, mual, kaku leher, lesu, dada berdebar dan bahkan bisa memicu kanker.
Padahal kalau mau di telah MSG sebenarnya sama saja seperti zat perasa lainnya, seperti garam yang bisa memicu darah tinggi atau gula yang menjadi penyebab diabetes, intinya jangan berlebihan, karena apapun yang berlebihan, dampaknya tidak akan bagus.
Menurut berbagai peneleitian yang di lakuakan, belum ada bukti ilmiah sahih yang menyatakan kalau MSG berbahaya, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI, Departemen Kesehatan RI, Badan Kesehatan Amerika (FSDA) Uni Eropa, Australia dan New Zealand secara resmi menyatakan kalau MSG itu aman di gunakan.
Konsumsi MSG tidak akan terakumulasi dan menumpuk dalam tubuh karena akan melarut dan di proses oleh saluran cerna dan terbawa pada saat pembuangan, juga melalui keringat dan urin. Satu hal penting, MSG sebaiknya tidak di konsumsi langsung, di gado atau buat cemilan. Penggunaan MSG harus bersamaan dengan bahan lain. MSG aman di konsumsi oleh anak yang sudah bisa makan seperti orang dewasa, yang penting pemakaian secukupnya, maksimal hanya dua sendok teh/hari.
Masako sendiri di buat dari bahan alami tetes tebu, bukan seperti cerita yang banyak beredar katanya terbuat dari bahan sintetis, di sini kita di kasih tahu video cara pembuatan Masako yang bisa di lihat secara livestream di www.masakolivestream.ajinomoto.co.id melihat langsung proses pembuatan Masako jadi nggak ragu lagi deh masak pakai Masako. Masako di buat dari daging ayam dan daging sapi terbaik dengan kadar lemak rendah, bebas penyakit, dan telah lolos uji kualitas mikrobiologi & kimia. Masako dibuat dengan kombinasi tepat antara daging segar berkualitas, bumbu dan rempah pilihan. Semua produk dari Ajinomoto telah mendapatkan sertifikat HALAL Majelis Ulama Indonesia.
Strategi Penurunan Berat Badan Anak gemuk
Acara kunjungan ke dapur Umami juga berkesan sekali karena selain mendapat wawasan tentang MSG, kami para ibu juga mendapat informasi penting tentang obesitas pada anak, bagaimana menghindari dan mengatasinya, dengan "Strategi Penurunan Berat Badan Anak gemuk" yang di berikan oleh DR.Rita Ramayulis DCN, MKes, Pengurus dewan pimpinan pusat Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan Tim komite ahli pengendalian obesitas tingkat nasional, yang telah menuliskan banyak buku mengenai kesehatan.
Saya bersyukur anak-anak saya sejauh ini tidak ada yang mengalami obesitas, pertumbuhan mereka alhamdulillah ideal antara berat badan dan tinggi badan. Anak-anak obesitas biasanya memiliki badan gemuk dan subur. Menurut dokter Rita ada satu pemahaman posititif tentang anak gemuk di Indonesia, dan ini justru akhirnya negatif karena menjadi faktor penghambat mengapa obesitas pada anak sulit di tangani, yaitu anggapan bahwa anak-anak gemuk cenderung di anggap lucu dan menggemaskan, anak gemuk memang belum tentu obesitas, tapi biasanya hal ini sudah mengarah menuju obesitas terutama jika di leher anak sudah terlihat tanda hitam.
Obesitas adalah kondisi ketika di dalam tubuh kita terjadi ketidak seimbangan antara makanan yang masuk dengan energi yang di keluarkan. Obesitas saat ini menjadi masalah di dunia karena penderitanya terus bertambah, dengan perbandingan antara berat dan tinggi badan yang sangat kontras, orang-orang dengan kelebihan berat badan pertumbuhannya makin meningkat setiap tahun. Obesitas adalah penyakit berbahaya yang tidak bisa di sembuhkan, apalagi kalau sudah berkomplikasi dengan penyakit lain seperti jantung, gagal ginjal darah tinggi, diabetes dan lain-lain.
Bila anak terlanjur mengalami obesitas
Masih ingat cerita anak Arya Permana dari Karawang yang mengalami obesitas, dengan berat badan hampir 180 kg, cerita kesehariannya menjadi viral, anak Arya adalah contoh kasus obesitas yang menyita perhatian karean sudah sangat parah dan sulit di tangani.
Pola makan berpengaruh besar terhadap obesitas pada anak, menurut penelitian 93,5% orang Indonesia tidak suka mengkonsumsi sayuran sesuai porsi gizi seimbang, termasuk anak-anak, padahal sayuran memiliki peran penting dalam memtabolisme lemak. Dalam mengatasi anak-anak denga obesitas Dr Rita mempunyai sebuah program yang telah di uji cobakan kepada 200 anak dan remaja selama 3 tahun, yaitu dengan melakukan DIET REST (Rendah, Energi, Seimbang, Teratur)
Sejauh ini programnya berhasil, pada anak-anak usia 6-12 tahun tidak terjadi pertambahan lemak, terdapat perubahan perilaku dan aktifitas, pada usia 13-17 tahun terjadi penurunan indeks massa tubuh sesuai umur, dan pencapaian growth spurt (percepatan pertumbuhan) yang maksimal, dan pada usia di atas 18 tahun terjadi penurunan berat badan karena kehilangan lemak, massa otot, rangka dan cairan tubuh dalam keadaan normal.
Penanganan anak obesitas berbeda dengan penanganan obesitas pada orang dewasa, orangtua bisa melakukan diet REST agar anak-anak bisa berkurang obesitasnya, yang saya bagikan hanya rangkuman sepemahaman saya aja yah.
Jadi ibu-ibu yang punya anak dengan masalah obesitas bisa deh konsultasikan langsung dengan DR.Rita, atau tanya-tanya di akun media sosialnya, ada di facebook atau instagram DR.Rita, atau bisa juga mencari informasi dari buku-buku karangan DR.Rita, beliau banyak menulis buku tentang obesitas dan gaya hidup sehat.
Jadi ibu-ibu yang punya anak dengan masalah obesitas bisa deh konsultasikan langsung dengan DR.Rita, atau tanya-tanya di akun media sosialnya, ada di facebook atau instagram DR.Rita, atau bisa juga mencari informasi dari buku-buku karangan DR.Rita, beliau banyak menulis buku tentang obesitas dan gaya hidup sehat.
Prinsip yang di lakukan DR RITA pada Diet REST di lakukan dengan cara 3M yaitu;
Move
Yaitu perbanyak aktifitas gerak, untuk meningkatkan pengeluaran energi, kondisikan anak agar mau selalu bergerak dalam setiap aktifitas, jangan biarkan anak berdiam terlalu lama, apalagi asyik nonton TV atau bermain gadget, minta tolong anak untuk aktif membantu ibu, mengerjakan pekerjaan ringan, intinya setiap hari harus ada aktifitas fisik. Jika anak sudah memasuki usia sekolah, komunikasikan juga dengan pihak sekolah khususnya guru agar memberikan anak tanggung jawab yang membuatnya bergerak menghapus papan tulis, membawakan tugas dll
Model
Orangtua harus menjadi model, anak-anak dengan obesitas cenderung tidak suka makan sayur, kebiasaan ini juga biasanya terbawa dari orangtua, menurut DR Rita tidak ada istilah anak gemuk "dari sananya" jangan jadikan pembenaran orangtua yang mewariskan bakat gemuk, anak gemuk dan obesitas terjadi karena warisan genetik, tapi warisan dari pola makan orangtua, maka kalau mau anak sehat harus menjadi contoh atau model yang tepat dulu untuk anak.
Meet
ini adalah bentuk komitmen penuh untuk melakukan perubahan dalam pola makan, orangtua harus terus mendorong anak agar berusaha mengatasi obesitasnya, prinsip Meet juga dapat di terapkan kepada orang-orang di sekitar anak, nenek, kekek, saudara, paman, bibi, guru, teman atau pengasuh menjadi sinergi, sehingga anak terdorong, mau memahami dan mengubah kondisinya
Anak harus bisa membedakan mana lapar mata dan lapar sungguhan, harus tahu kapan kenyang dan kapan lapar, pada anak obesitas sinyal otak untuk hal ini sudah mulai berkurang, ibu juga harus memberikan variasi makanan yang seimbang.
Masak di dapur Umami
Tidak lengkap ke dapur Umami kalau nggak masak di acara ini kami ibu-ibu selain masak juga mendapat tantangan untuk lomba masak, ada tiga resep yang di peragakan oleh Chef Yunita Princess dari dapur Umami, semua makanan yang di pergakan chef ini adalah masakan sehat, karena bahan dan cara masaknya juga sehat yaitu Bayam mentega, Brokoli saus telur asin, dan Siomai jamur masako.
Cara masak chef Yunita mudah di ikuti, dan ini dia penampakan hasil praktek resep dari Chef Yunita yang saya coba di rumah, yang agak kurang cakep siomai nya nih, ini pertama kalinya saya buat siomay, bentuknya memang nggak maksimal plus nggak di kasih topingan wortel buat pemanis karena nggak ada ehe, memang sih tidak seperti hasil olahan chef, tapi rasanya boleh lahh?! Endeuss bambang laris di serbu anaka-anak.
Oiya tadinya sih niat mau buat step by stepnya, tapi saya menyerah deh, nggak bisa masak di sambi foto-foto atau bikin video, jadi terima matangnya aja ya... This is it..
Cara masak chef Yunita mudah di ikuti, dan ini dia penampakan hasil praktek resep dari Chef Yunita yang saya coba di rumah, yang agak kurang cakep siomai nya nih, ini pertama kalinya saya buat siomay, bentuknya memang nggak maksimal plus nggak di kasih topingan wortel buat pemanis karena nggak ada ehe, memang sih tidak seperti hasil olahan chef, tapi rasanya boleh lahh?! Endeuss bambang laris di serbu anaka-anak.
Oiya tadinya sih niat mau buat step by stepnya, tapi saya menyerah deh, nggak bisa masak di sambi foto-foto atau bikin video, jadi terima matangnya aja ya... This is it..
Tampilan masakan ala saya dan chef Yunita |
Beberapa tips dari Chef Yunita tentang masak sehat juga penting menjadi catatan buat ibu-ibu di antaranya, mulai dari proses mencuci sayuran yang harus di air mengalir sampai bagaimana memperhatikan tingkat kebesaran api kompor saat memasak, banyak cara memasak yang efektif saya ketahui dari Chef Yunita seperti:
- Mengolah brokoli supaya tetap krenyes-krenyes dan tidak cepat layu itu sebaiknya di rebus dulu sebentar lalu di siram dengan air es.
- Agar anak terhindar dari obesitas, ibu harus meminimalisir penggunaan minyak goreng, coba cara masak lain, jangan melulu gorengan, masakan yang di kukus adalah makanan yang paling ideal untuk makanan sehat
- Jangan memasak dengan kondisi minyak panas selama lebih dari dua puluh menit, karena saat itu minyak telah berubah menjadi lemak trans yang berpotensi menyebabkan kanker.
- Memasak daging sapi tidak perlu di cuci, karena air yang masuk melalui ke serat daging, akan membuat daging alot, lama empuk dan tidak segar
Setelah selesai demo masak, kami di tantang untuk memasak salah satu masakan yang di peragakan oleh chef Yunita yaitu Tumis bayam Mentega, bahan dan cara masaknya mudah banget loh, bahan-bahannya hanya:
1. 1 ikat bayam
2. Udang kupas 50 gr
3. Mentega setengah sendok makan
4. 2 siung bawang putih di cincang halus
5. 1 buah jeruk lemon
6. Masako secukupnya
Cara masaknya sebentar banget, kurang lebih sepuluh menitan jadi, cukup tumis bawang putih dengan mentega, sampai harum masukkan udang, tambahkan satu sendok makan perasan jeruk nipis, masukkan udang sampai berubah warna, terus masukkan bayamnya, tambahkan Masako, aduk sampai matang, dan angkat.
Dan alhamdulillah ternyata tim kami yaitu tim jamur yang menjadi juara, alhamdulillah Kunjungan ke dapur Umami sangat berkesan, yang pasti saya nggak ragu lagi deh masak menggunakan Masako. Yang ingin tahu bagaimana cara bisa berkunjung ke dapur Umami, dan belajar resep-resep dari Masako bisa banget loh di lihat di fanpagenya
Aku juga betah kalu punya dapur kaya Dapur Umami. Lengkap alat masaknya, bumbu tinggal ambil
BalasHapusAyo mbak nunu masak pake masako, entar aku datang ke rumah buat jadi tim icip icip, heuheu.
BalasHapusYuk kapan nih kita masak bareng mumpung ada Masako di rumah segambreng hehe
BalasHapusasiknya belajar masak sama yg ahli :)
BalasHapusWah serunyaaaa. Baru tau tips agar brokoli tetap segar saat dimasak, ternyata disiram air es.
BalasHapusSamaa
BalasHapus.aku juga jadi rajin mampir ke ig dapur umaku buat liat resep
Warna Brokoli yang tetap hijau dan rasa yang tetap renyah pasti disukai anak-anak. Baru tahu tipsnya.
BalasHapusJadi dapat ilmu ya, bahwa menggunakan msg tidak berbaya seperti isu diluaran Dan dpat menu tambahan bagi keluarga
BalasHapusSayangnya aku nggak ikut acara seru itu ya. Padahal seru banget bisa masak dan banyak belajar tentang obesitas anak ya mb. Untuk MSG, sebetulnya kalau digunakan berlebihan memang ga baik sih ya :)
BalasHapusMemang betul sih kalau mau pintar ya belajar hehehe. Mesti didukung dengan masakan juga kan ya. Mesti enak dan lezat jadi nambah nafsu makan anak dan keluarga. Di dapur Umami fiajari masak sehat dan enak. Wah... pantas aja seru banget rame2 gitu praktek masaknya yach mbak Nunu ������
BalasHapusAish mupeng ma tampilan masakannya. Jujur nggak jago masak. Tetapi tahulah mana masakan enak dan standard hahaha. Seru ya acara kayak gini. Fun dapat ilmu nambah
BalasHapusMSG aman ya selama mengikuti petunjuk.Selama ini nyaris tanpa MSG, saat mkn diluar pun (untuk anak) selalu pesan tanpa msg krn anakku yg pertama "spesial". Tp klo utk Mamaknya mah pakai bumbu apa saja, hajar aja hahaha. Seru bgt itu masak di dapur Masako ya.
BalasHapusYang penting pakai secukupnya dan gak berlebihan ya karena semua yg berlebihan pasti gak baik.
BalasHapusDapurnya bagus ya Umami. Jadi pengen kesana. Jadi mecin bukan penyebab anak bodoh atau nggak kan?
BalasHapusAsik banget bisa langsung liat dan kalau gak berlebihan gak masalah masih tetep sehat
BalasHapusDokter gizi anakku jg bilang MSG gak berbahaya asal sesuai takaran.
BalasHapusKalau aku malah pengen anak2ku gemuk tapi gmn caranya yaaaa, tumbuhnya ke atas semua hehe
Belun terbukti secara ilmiah sih kalau MSG itu bisa bikin bodoh. Di rumah ade juga pakai masako. Lebih enak, tidak terlalu gurih.
BalasHapusliat foto makanan di atas jadi lavaaar menjelang jam makan siang, sesekali pakai masako tapi se-icrit ujung kuku soale si mada gak doyan makanan terlalu gurih
BalasHapusAsyiknyeuu main ke dapur umami, tus dapet pencerahan ttg MSG ya mba. Aku juga pakai kok, tapi ya sewajarnya aja, gak pake anti-anti, wong suka makan di luar y pasti itu ada MSG nya
BalasHapusSenangnya kita segrup ya, Mbak :))
BalasHapus