"Aaaa'...ngiuungg..ngiungg! Aaa' aamm! Pinter!? Ayo mamam lagi yang banyak ya! Biar pinter!?
Hmmm, ibu-ibu pasti nggak asing dengan kalimat di atas, di gunakan untuk membujuk anak agar mau makan. Mengeluarkan suara dan gerakan sendok makan layaknya pesawat terbang. Cara ini biasanya memang ampuh di gunakan untuk merajuk anak agar mau makan.
Ya, begitulah salah satu pekerjaan dan tantangan bagi ibu. Memikirkan bagaimana caranya agar anak mau makan. Kalau tidak berhasil, ibu biasanya pusing deh harus bagaimana lagi ya membujuk anak makan.
Memberi makan anak sedikit banyak memang sering membuat para ibu frustrasi. Saya merasakan sendiri. Bagaimana perjuangannya menghadapi empat anak, semuanya memiliki cerita dramanya masing-masing. Selepas masa pemberian ASI Ekslusif dan mulai menerima asupan makanan pendamping ASI kecenderungan makan anak biasanya tidak terlalu bermasalah. Mereka mau saja makan apa yang di berikan.
Tetapi begitu mulai memasuki usia dua atau tiga tahun, anak-anak mulai memiliki referensi makanan sendiri. Makanan yang sesuai dengan keinginannya. Dan karena hal ini anak biasanya anak-anak menjadi stick pada makanan tertentu yang menjadi favoritnya, tidak mau makanan lainnya.
Terpaku hanya pada satu atau dua jenis makanan saja, yang sedang gress banget nih terjadi pada Mbul si bungsu, di usia yang menginjak tiga tahun setengah, sudah bisa pilih-pilih makanan. Yang jadi favoritmya adalah makan telur atau tempe. Dua-duanya memang makanan bagus ya, bergizi kaya protein. Tetapi kalau setiap hari maunya makan itu-itu saja, pusing dan heran juga yaa. Koq ya nggak ada bosannya. Hmmm..
Adalah salah satu fase yang umum terjadi pada anak di usia tiga tahun.Ya, inilah "Picky Eater" anak-anak yang memilih-milih makanan. Kondisi yang membuat para ibu sering galau di hantui kekhawatiran, termasuk saya. Pasalnya di usia di atas tiga tahun adalah masa persiapan sebelum anak masuk sekolah. Usia pra sekolah di mana anak-anak membutuhkan asupan gizi yang baik untuk menunjang tumbuh kembangnya, baik fisik maupun mental.
Anak-anak "Picky Eater" cenderung mendapatkan asupan energi, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral yang lebih sedikit karena tidak seimbangnya asupan makanan. Kondisi yang menjadikan anak tidak berkembang optimal dan beresiko mengalami stunting atau gagal tumbuh pada tubuh dan otak.
Dalam sebuah penelitian yang di rilis oleh jurnal gizi indonesia, di sebutkan bahwa proporsi angka anak-anak prasekolah yang icky eater di Indonesia mencapai 52,4%. 75% nya telah memulai untuk menolak makanan sejak usia tiga tahun.
Untuk mensiasati kekurangan asupan makanan, anak-anak usia prasekolah ini umumnya mengandalkan minum susu, kalau sudah begini malah tambah-tambah lagi mereka tidak mau makan sama sekali, konsumsi susu yang berlebihan tentu bukan solusi. Karena meski mengandung berbagai macam zat gizi, susu pada dasarnya bukan makanan dan pemberiannya tidak dapat mensubsitusi zat makanan yang harus di asup oleh tubuh anak.
Lalu sebenarnya bagaimana ya caranya menghadapi anak-anak "Picky Eater" ini?
Hari jum'at lalu di tanggal 19 oktober 2018. Alhamdulillah saya berkesempatan menghadiri sebuah acara yang bertema "Siasati Pemberian Makan Anak untuk tumbuh Kembang Optimal" sekaligus launching produk susu "Curcuma Plus", acara ini membuka wawasan baru tentang problematika anak-anak "Picky Eater"
Bertempat di Pelataran Menteng, dengan pembicara Prof. Dr. dr Rini Sekartini SpA(K) dan Psikolog anak Tari Sandjojo Psi. Ibu-ibu bisa sedikit bernafas lega nih. Ternyata menurut para ahli ini, kondisi anak "Picky Eater" tidak harus selalu di sikapi dengan kekhawatiran.
Dr. Rini mengungkapkan jika memilih makanan adalah salah satu hak dasar anak yang harus di penuhi. Pilah pilih makanan termasuk dalam istilah food preference. Anak-anak mau mengkonsumsi makanan baik yang di kenal maupun tidak di kenalnya, namun dalam porsi yang tidak mencukupi. Picky Eater biasanya terjadi berhubungan dengan tekstur dan rasa makanan yang tidak sesuai dengan selera anak.
Kekhawatiran yang mungkin beralasan pada anak-anak "Picky Eater" secara langsung atau tidak memang bisa saja terkait secara psikologis. Menurut Tari Sandjojo. Psi. Anak-anak picky eater sebenarnya bukan sesuatu yang buruk dan natural terjadi, justru ni sinyal adanya perkembangan psikologis yang baik pada anak.
Ketika anak mampu menunjukkan dan menyampaikan apa yang di sukai dan tidak di sukai bukankah itu sebuah kemajuan. Berani menyampaikan pendapat dan keinginan adalah sebuah prestasi. Yang perlu di perhatikan adalah bagaimana agar kebiasaan pilih-pilih makanan tidak berkelanjutan, hingga menyebabkan anak menjadi lesu, kurang konsentrasi, mudah sakit, dan memiliki daya tahan yang rendah.
Dalam menghadapi permasalahan anak "Picky Eater" berbagai pendekatan dapat di lakukan orangtua, untuk ini yang utama harus di lakukan adalah:
- Orangtua harus memiliki kendali penuh pada anak, menjadikan tujuan makan adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan dan membangun kebiasaan makan, bukan semata untuk mengatasi lapar.
- Orangtua harus menjadi contoh utama, karena banyak terjadi anak "Picky Eater" berasal dari orangtua yang memiliki masalah yang sama.
Mensiasati pemberian makan anak "Picky Eater" juga bisa di lakukan dengan:
"Picky Eater" bisa di siasati dengan merangsang nafsu makan anak, salah satunya dengan menggunakan khasiat dari Temulawak atau Curcuma Xanthorrizha yang telah terbukti mengatasi penurunan nafsu makan pada anak. Orangtua jaman dahulu biasanya meramu Temulawak sebagai jamu untuk cekokan.
kebiasaan yang saat ini sudah mulai tergerus dan sudah jarang di temui. Minum jamu cekokan adalah solusi yang di percaya dapat meningkatkan nafsu makan pada anak. Ramuan herbal asli Indonesia yang turun temurun di gunakan bukan hanya untuk meniingkatkan nafsu makan anak, juga untuk mengatasi permasalahan lainnya, seperti diare, malaria dan cacingan.
Temulawak sangat familiar di tengah-tengah masyarakat indonesia khususnya para penggemar jamu tradisional. Memadukan khasiat bahan herbal dan teknologi modern, serta mendukung program pemerintah dalam mencegah permasalahan anak-anak Indonesia agar tidak tumbuh stunting akibat "Picky Eater" saat ini ibu-ibu bisa mendapatkan khasiat Temulawak yang di tanam secara organik di padukan dengan susu yang berasal dari susu sapi New Zealand, yaitu susu Curcuma Plus.
Curcuma Plus, pasti tidak asing dengan brand yang satu ini, produk yang sudah lama eksis menjadi pilihan suplemen dan multivitamin untuk menambah nafsu makan anak. Sekarang hadir dalam bentuk susu. Memanfaatkan kebaikan Temulawak dalam bentuk dan cara penyajian yang inovatif, enak dan di sukai anak.
Susu Curcuma Plus bukan pengganti makan loh yaa, melainkan pelengkap makanan anak-anak yang memiliki manfaat dan khasiat dari temulawak yang terbukti bisa meningkatkan nafsu makan anak.
Menggandeng brand ambassador, Nagita Salvinam (Gigi) dan Rafathar bersama para petinggi PT SOHO Global Health. Produk susu Curcuma Plus di luncurkan di tandai dengan penayangan perdana iklan komersial yang akan tampil di televisi juga di platfor media sosial
Gemas dan lucu sekali melihat penampilan Rafathar di iklan ini loh? Karena aslinya Rafathar itu sangat pemalu dan lengket sekali dengan mama Gigi. Menurut mama Gigi, di usia tiga tahun ini Rafathar juga mengalami fase pilih-pilih makanan. terutama makan sayur. Dan kalau tidak sedang selera makan, maunya minum susu terus.
Nagita Slavina berbagi cerita dan pengalamanya menghadapi Rafathar yang mulai "Picky Eater" dan merasakan perubahan pada Rafathar yang semakin lahap makan setelah minum susu Curcuma Plus.
Pernah merasakan manfaat minum curcuma plus di waktu kecil adalah salah satu alasan mengapa Nagita Slavina mau menjadi brand ambassador produk susu Curcuma Plus. Selain itu pemilihan Nagita sebagai ambassador juga merupakan hasil pilihan para ibu yang mengikuti polling di media sosial SOHO.
PT. SOHO sendiri adalah perusahaan pionir memproduksi berbagai macam produk kesehatan. Salah satu produknya yang juga menjadi andalan saya di rumah adalah "Imboost" nah ini alhamdulillah cocok banget saya dengan produk yang satu ini.
Menurut Sylvia A Rizal Vice President Marketing SOHO Global Health juga merupakan wujud kontribusi SOHO dalam menjadikan anak Indonesia lebih sehat. SOHO Global Health memiliki riwayat panjang dalam membantu para ibu mengatasi anak-anak Picky Eater.
Susu Curcuma Plus saat ini sudah tersedia di minimarket Alfamart sebagai top retail Curcuma Plus, info lebih lengkap tentang susu Curcuma Plus bisa di lihat di www.curcumaplus.co.id atau Instagram susucurcumaplus_id minum susunya, lahap makannya, sehat tumbuhnya dan makan jadi lahap tumbuh sehat dengan Susu Curcuma plus.
Hmmm, ibu-ibu pasti nggak asing dengan kalimat di atas, di gunakan untuk membujuk anak agar mau makan. Mengeluarkan suara dan gerakan sendok makan layaknya pesawat terbang. Cara ini biasanya memang ampuh di gunakan untuk merajuk anak agar mau makan.
Ya, begitulah salah satu pekerjaan dan tantangan bagi ibu. Memikirkan bagaimana caranya agar anak mau makan. Kalau tidak berhasil, ibu biasanya pusing deh harus bagaimana lagi ya membujuk anak makan.
Memberi makan anak sedikit banyak memang sering membuat para ibu frustrasi. Saya merasakan sendiri. Bagaimana perjuangannya menghadapi empat anak, semuanya memiliki cerita dramanya masing-masing. Selepas masa pemberian ASI Ekslusif dan mulai menerima asupan makanan pendamping ASI kecenderungan makan anak biasanya tidak terlalu bermasalah. Mereka mau saja makan apa yang di berikan.
Tetapi begitu mulai memasuki usia dua atau tiga tahun, anak-anak mulai memiliki referensi makanan sendiri. Makanan yang sesuai dengan keinginannya. Dan karena hal ini anak biasanya anak-anak menjadi stick pada makanan tertentu yang menjadi favoritnya, tidak mau makanan lainnya.
Terpaku hanya pada satu atau dua jenis makanan saja, yang sedang gress banget nih terjadi pada Mbul si bungsu, di usia yang menginjak tiga tahun setengah, sudah bisa pilih-pilih makanan. Yang jadi favoritmya adalah makan telur atau tempe. Dua-duanya memang makanan bagus ya, bergizi kaya protein. Tetapi kalau setiap hari maunya makan itu-itu saja, pusing dan heran juga yaa. Koq ya nggak ada bosannya. Hmmm..
Adalah salah satu fase yang umum terjadi pada anak di usia tiga tahun.Ya, inilah "Picky Eater" anak-anak yang memilih-milih makanan. Kondisi yang membuat para ibu sering galau di hantui kekhawatiran, termasuk saya. Pasalnya di usia di atas tiga tahun adalah masa persiapan sebelum anak masuk sekolah. Usia pra sekolah di mana anak-anak membutuhkan asupan gizi yang baik untuk menunjang tumbuh kembangnya, baik fisik maupun mental.
Anak-anak "Picky Eater" cenderung mendapatkan asupan energi, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral yang lebih sedikit karena tidak seimbangnya asupan makanan. Kondisi yang menjadikan anak tidak berkembang optimal dan beresiko mengalami stunting atau gagal tumbuh pada tubuh dan otak.
Dalam sebuah penelitian yang di rilis oleh jurnal gizi indonesia, di sebutkan bahwa proporsi angka anak-anak prasekolah yang icky eater di Indonesia mencapai 52,4%. 75% nya telah memulai untuk menolak makanan sejak usia tiga tahun.
Untuk mensiasati kekurangan asupan makanan, anak-anak usia prasekolah ini umumnya mengandalkan minum susu, kalau sudah begini malah tambah-tambah lagi mereka tidak mau makan sama sekali, konsumsi susu yang berlebihan tentu bukan solusi. Karena meski mengandung berbagai macam zat gizi, susu pada dasarnya bukan makanan dan pemberiannya tidak dapat mensubsitusi zat makanan yang harus di asup oleh tubuh anak.
Lalu sebenarnya bagaimana ya caranya menghadapi anak-anak "Picky Eater" ini?
Hari jum'at lalu di tanggal 19 oktober 2018. Alhamdulillah saya berkesempatan menghadiri sebuah acara yang bertema "Siasati Pemberian Makan Anak untuk tumbuh Kembang Optimal" sekaligus launching produk susu "Curcuma Plus", acara ini membuka wawasan baru tentang problematika anak-anak "Picky Eater"
Bertempat di Pelataran Menteng, dengan pembicara Prof. Dr. dr Rini Sekartini SpA(K) dan Psikolog anak Tari Sandjojo Psi. Ibu-ibu bisa sedikit bernafas lega nih. Ternyata menurut para ahli ini, kondisi anak "Picky Eater" tidak harus selalu di sikapi dengan kekhawatiran.
Dr. Rini mengungkapkan jika memilih makanan adalah salah satu hak dasar anak yang harus di penuhi. Pilah pilih makanan termasuk dalam istilah food preference. Anak-anak mau mengkonsumsi makanan baik yang di kenal maupun tidak di kenalnya, namun dalam porsi yang tidak mencukupi. Picky Eater biasanya terjadi berhubungan dengan tekstur dan rasa makanan yang tidak sesuai dengan selera anak.
Kekhawatiran yang mungkin beralasan pada anak-anak "Picky Eater" secara langsung atau tidak memang bisa saja terkait secara psikologis. Menurut Tari Sandjojo. Psi. Anak-anak picky eater sebenarnya bukan sesuatu yang buruk dan natural terjadi, justru ni sinyal adanya perkembangan psikologis yang baik pada anak.
Ketika anak mampu menunjukkan dan menyampaikan apa yang di sukai dan tidak di sukai bukankah itu sebuah kemajuan. Berani menyampaikan pendapat dan keinginan adalah sebuah prestasi. Yang perlu di perhatikan adalah bagaimana agar kebiasaan pilih-pilih makanan tidak berkelanjutan, hingga menyebabkan anak menjadi lesu, kurang konsentrasi, mudah sakit, dan memiliki daya tahan yang rendah.
Dalam menghadapi permasalahan anak "Picky Eater" berbagai pendekatan dapat di lakukan orangtua, untuk ini yang utama harus di lakukan adalah:
- Orangtua harus memiliki kendali penuh pada anak, menjadikan tujuan makan adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan dan membangun kebiasaan makan, bukan semata untuk mengatasi lapar.
- Orangtua harus menjadi contoh utama, karena banyak terjadi anak "Picky Eater" berasal dari orangtua yang memiliki masalah yang sama.
Mensiasati pemberian makan anak "Picky Eater" juga bisa di lakukan dengan:
- Membangun kebiasaan makan dengan suasana makan yang menyenangkan.
- Biasakan anak makan di rumah, tidak makan sambil berjalan-jalan keliling kompleks perumahan
- Jangan paksa anak untuk makan, sesekali biarkan anak merasakan sensasi lapar jangan juga berikan susu dulu, ini untuk melatih anak mengalami rasa ingin makan
- Mulai dengan porsi kecil dan sedikit-sedikit
- Biasakan makan bersama dengan orangtua dan saudara
- Paparkan makanan baru secara berulang-ulang
- Kreatif dan berikan jenis makanan yang bervariasi dari segi tekstur, bentuk dan rasa
- Sabar, jangan marah dan tidak panik ketika anak menolak makanan yang di berikan
"Picky Eater" bisa di siasati dengan merangsang nafsu makan anak, salah satunya dengan menggunakan khasiat dari Temulawak atau Curcuma Xanthorrizha yang telah terbukti mengatasi penurunan nafsu makan pada anak. Orangtua jaman dahulu biasanya meramu Temulawak sebagai jamu untuk cekokan.
kebiasaan yang saat ini sudah mulai tergerus dan sudah jarang di temui. Minum jamu cekokan adalah solusi yang di percaya dapat meningkatkan nafsu makan pada anak. Ramuan herbal asli Indonesia yang turun temurun di gunakan bukan hanya untuk meniingkatkan nafsu makan anak, juga untuk mengatasi permasalahan lainnya, seperti diare, malaria dan cacingan.
Temulawak sangat familiar di tengah-tengah masyarakat indonesia khususnya para penggemar jamu tradisional. Memadukan khasiat bahan herbal dan teknologi modern, serta mendukung program pemerintah dalam mencegah permasalahan anak-anak Indonesia agar tidak tumbuh stunting akibat "Picky Eater" saat ini ibu-ibu bisa mendapatkan khasiat Temulawak yang di tanam secara organik di padukan dengan susu yang berasal dari susu sapi New Zealand, yaitu susu Curcuma Plus.
Curcuma Plus, pasti tidak asing dengan brand yang satu ini, produk yang sudah lama eksis menjadi pilihan suplemen dan multivitamin untuk menambah nafsu makan anak. Sekarang hadir dalam bentuk susu. Memanfaatkan kebaikan Temulawak dalam bentuk dan cara penyajian yang inovatif, enak dan di sukai anak.
Susu Curcuma Plus bukan pengganti makan loh yaa, melainkan pelengkap makanan anak-anak yang memiliki manfaat dan khasiat dari temulawak yang terbukti bisa meningkatkan nafsu makan anak.
Menggandeng brand ambassador, Nagita Salvinam (Gigi) dan Rafathar bersama para petinggi PT SOHO Global Health. Produk susu Curcuma Plus di luncurkan di tandai dengan penayangan perdana iklan komersial yang akan tampil di televisi juga di platfor media sosial
Gemas dan lucu sekali melihat penampilan Rafathar di iklan ini loh? Karena aslinya Rafathar itu sangat pemalu dan lengket sekali dengan mama Gigi. Menurut mama Gigi, di usia tiga tahun ini Rafathar juga mengalami fase pilih-pilih makanan. terutama makan sayur. Dan kalau tidak sedang selera makan, maunya minum susu terus.
Nagita Slavina berbagi cerita dan pengalamanya menghadapi Rafathar yang mulai "Picky Eater" dan merasakan perubahan pada Rafathar yang semakin lahap makan setelah minum susu Curcuma Plus.
Pernah merasakan manfaat minum curcuma plus di waktu kecil adalah salah satu alasan mengapa Nagita Slavina mau menjadi brand ambassador produk susu Curcuma Plus. Selain itu pemilihan Nagita sebagai ambassador juga merupakan hasil pilihan para ibu yang mengikuti polling di media sosial SOHO.
PT. SOHO sendiri adalah perusahaan pionir memproduksi berbagai macam produk kesehatan. Salah satu produknya yang juga menjadi andalan saya di rumah adalah "Imboost" nah ini alhamdulillah cocok banget saya dengan produk yang satu ini.
Menurut Sylvia A Rizal Vice President Marketing SOHO Global Health juga merupakan wujud kontribusi SOHO dalam menjadikan anak Indonesia lebih sehat. SOHO Global Health memiliki riwayat panjang dalam membantu para ibu mengatasi anak-anak Picky Eater.
Susu Curcuma Plus saat ini sudah tersedia di minimarket Alfamart sebagai top retail Curcuma Plus, info lebih lengkap tentang susu Curcuma Plus bisa di lihat di www.curcumaplus.co.id atau Instagram susucurcumaplus_id minum susunya, lahap makannya, sehat tumbuhnya dan makan jadi lahap tumbuh sehat dengan Susu Curcuma plus.
Akupun begitu mba. Yg kedua agak susah nih. Makanya kurus badannya. Mudah mudahan dikasih Curcuma Plus jadj lahap makannya ya mba
BalasHapusAku sempat ngalaminnya dulu. SOHO sampai niat melakukan riset terhadap Temulawak ya bagus banget mau bantu kekhawatiran para ibu di Indonesia
BalasHapusacaranya seru banget ya Mba.. ada Nagita dan Rafathar lagi.. jadi bisa dapat pengetahuan baru tentang cara menghadapi anak picky-eater, sekaligus jd tahu susu yg cocok kita beri untuk anak picky-eater :)
BalasHapusWah seru ya, jadi gak cuma melulu dengerin expert aja
BalasHapusDidatangkan juga mama gigi untuk sharing sesama ibu ya
Membiasakan anak mkn semua jenis mknan, ngga biasa dilakukan tiba tiba dan instan. Ortu juga hrs memahami perasaan anak saat si anak menolak utk mkn makanan yg disajikan. Mungkin nda cocok utk dia.Aku sll biasain nanya keanak anak, besok mau mkn apa? Dan ttp ku sajikan mknan lengkap tp sesuai dg kemauan anak. Alhamdulillah anakku dua duanya nda mengalami masalah mkn. Alhamdulillah lagi nih skrg ada susu curcuma plus dg temulawak, mbantu meningkatkan selera mkn anak. Smoga Si Mbul ngga pilih pilih mkn ya Mba
BalasHapusAku pernah mengalami anak yang pilih-pilih makanan. Aku paksa makan malah menolak. Akhirnya ya memang aku biarkan dia mengalami sensasi rasa lapar trus alhamdulillah dia pun makan :)
BalasHapusKalau anak pilih makanan memang ga enak banget ya. Semoga hadirnya susu ini membantu anak lahap makan
BalasHapus