Hubungan Saya dengan ibu atau yang biasa saya sapa Emak, bisa dibilang tidak terlalu hangat, kami memiliki hubungan yang baik tetapi bisa dibilang tidak terlalu dekat.
Sependek ingatan saya, yang menghabiskan waktu bersama Emak hanya sampai usia 20 tahunan, hingga Saya menikah dan hidup terpisah, kami jarang sekali berbincang .
Emak juga hampir tidak pernah menasehati saya sebagai anak perempuan seperti pada umumnya banyak ibu lakukan.
Tidak ada satu kata pun darinya yang bisa saya jadikan wejangan, yaa, setawar itu hubungan Saya dengan Emak.
Kondisi yang kemudian, ketika Saya punya anak baru saya pahami.
Memiliki dan mengasuh tujuh anak dengan jarak usianya turun tangga, dan semua diurus sendiri, Saya jadi terbayang bagaimana beliau dahulu kepayahan mengurus anak-anaknya, hingga tak sempat membangun komunikasi dengan anak-anaknya.
Alhamdulillahnya ini adalah sesuatu yang kini saya petik hikmahnya, dengan menjadikannya cermin belajar membangun komunikasi dengan anak-anak saya sekarang secara intens.
Hubungan ibu dengan anak perempuan katanya adalah sesuatu yang kompleks dan beragam. Beberapa ibu dan anak perempuan bisa menjadi teman baik, atau sering berdebat.
Tetapi, pada akhirnya saya meyakini, seperti apapun hubungan kita dengan ibu, kita akan menemukan sebuah titik yang menyadarkan bahwa berkat ibulah kita berada di dunia. Dan meskipun tidak banyak kata, ibu tetaplah sosok yang paling peduli pada anak-anaknya
Sebagai anak sering banget ya kita memikirkan bagaimana cara untuk membalas dan membuatnya bahagia, meskipun buat seorang ibu hal itu tidaklah penting. Kebahagiaan anak adalah hal yang lebih utama bagi ibu.
Namun ada banyak cara untuk menunjukkan kepada ibu perhatian kita. Salah satunya dengan mengajaknya traveling, jalan-jalan. Tapi jalan-jalannya hanya berdua saja!
Bersyukur sekali saya mendapat kesempatan itu, ketika bulan Juli lalu Saya mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Bali sebagai hadiah kompetisi foto Instagram dari Indihome. Oiya, ini pengalaman yang berkesan banget, karena Saya belum pernah mendapatkan hadiah sebesar ini.
Semakin menyenangkan karena Saya ternyata boleh mengajak satu pendamping dalam jalan-jalan ini. Awalnya ingin mengajak paksuami, tetapi setelah dipikir-pikir, mengapa tidak Saya mengajak Emak saja.
Emak belum pernah ke Bali, bahkan belum pernah naik pesawat terbang. Sudah lama juga saya kepikiran ingin mengajak emak jalan-jalan, walaupun belum jelas tujuannya. Selalu terbentur berbagai alasan, mungkin ini memang jalan Saya bisa mengajak beliau jalan-jalan.
Akhirnya untuk pertamakalinya Saya jalan-jalan hanya berdua dengan Emak. Kami sebenarnya pernah jalan-jalan tetapi selalu bersama keluarga, anak-anak saya, atau keluarga besar kami. Itupun paling jauh ke kawasan Puncak.
Bepergian hanya berdua saja dengan Emak, ternyata menjadi kesempatan mengenal Emak. Bukan sebatas sebagai ibu, Saya jadi melihat lebih banyak dan sisi lain tentang kepribadian Emak.
Mengingat raut wajah bahagianya sejak saat memasuki bandara Soekarno-Hatta, hingga naik pesawat tidak akan saya lupakan. Belum lagi setibanya di Bali, kami menginap di hotel, menikmati makanan dan menjalani semua itinerary, wajah sumringah selalu terpancar di wajahnya.
Pengalaman jalan hanya dengan Emak ini membuat saya terpikir, setiap anak sebaiknya memang meluangkan waktu juga bepergian hanya dengan Ibu.
Yup, Alih-alih lebih senang jalan dengan pasangan, anak-anak, atau teman kantor. Jalan-jalan hanya berdua dengan ibu banyak memberi perpektif baru tentang ibu dan hidupnya, diantaranya:
Diatas semuanya saya merasakan kalau jalan-jalan hanya berdua dengan ibu, bisa banget jadi cara yang sempurna untuk kita mengungkapkan rasa terima kasih kepadanya, karena telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam membesarkan anak, yang tidak mudah.
Berkat curahan waktu, energi, uang, dan cinta darinya membawa kita ke tempat hari ini. Meski tidak berharap mendapatkan apa yang dikatakan hubungan hangat antara ibu dan anak perempuan, setidaknya kami jadi mengenal lagi satu sama lain.
Setelah ini saya berharap banget bisa mengajak Emak ke destinasi lain, dan tentu saja ke impian terbesarnya, berangkat umroh dan haji. Bismillah semoga ada jalan dan kesempatan.
Sependek ingatan saya, yang menghabiskan waktu bersama Emak hanya sampai usia 20 tahunan, hingga Saya menikah dan hidup terpisah, kami jarang sekali berbincang .
Emak juga hampir tidak pernah menasehati saya sebagai anak perempuan seperti pada umumnya banyak ibu lakukan.
Tidak ada satu kata pun darinya yang bisa saya jadikan wejangan, yaa, setawar itu hubungan Saya dengan Emak.
Kondisi yang kemudian, ketika Saya punya anak baru saya pahami.
Memiliki dan mengasuh tujuh anak dengan jarak usianya turun tangga, dan semua diurus sendiri, Saya jadi terbayang bagaimana beliau dahulu kepayahan mengurus anak-anaknya, hingga tak sempat membangun komunikasi dengan anak-anaknya.
Alhamdulillahnya ini adalah sesuatu yang kini saya petik hikmahnya, dengan menjadikannya cermin belajar membangun komunikasi dengan anak-anak saya sekarang secara intens.
Hubungan ibu dengan anak perempuan katanya adalah sesuatu yang kompleks dan beragam. Beberapa ibu dan anak perempuan bisa menjadi teman baik, atau sering berdebat.
Tetapi, pada akhirnya saya meyakini, seperti apapun hubungan kita dengan ibu, kita akan menemukan sebuah titik yang menyadarkan bahwa berkat ibulah kita berada di dunia. Dan meskipun tidak banyak kata, ibu tetaplah sosok yang paling peduli pada anak-anaknya
Setiap kita adalah anak
Setua apapun usia kita, status sebagai anak akan terus melekat dalam diri. Daan, sekeras apapun kita berusaha, takkan ada satupun dari kita yang sanggup membayar balik segala pengorbanan dan perjuangan mereka, terlebih ibu.Sebagai anak sering banget ya kita memikirkan bagaimana cara untuk membalas dan membuatnya bahagia, meskipun buat seorang ibu hal itu tidaklah penting. Kebahagiaan anak adalah hal yang lebih utama bagi ibu.
Namun ada banyak cara untuk menunjukkan kepada ibu perhatian kita. Salah satunya dengan mengajaknya traveling, jalan-jalan. Tapi jalan-jalannya hanya berdua saja!
Bersyukur sekali saya mendapat kesempatan itu, ketika bulan Juli lalu Saya mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Bali sebagai hadiah kompetisi foto Instagram dari Indihome. Oiya, ini pengalaman yang berkesan banget, karena Saya belum pernah mendapatkan hadiah sebesar ini.
Semakin menyenangkan karena Saya ternyata boleh mengajak satu pendamping dalam jalan-jalan ini. Awalnya ingin mengajak paksuami, tetapi setelah dipikir-pikir, mengapa tidak Saya mengajak Emak saja.
Emak belum pernah ke Bali, bahkan belum pernah naik pesawat terbang. Sudah lama juga saya kepikiran ingin mengajak emak jalan-jalan, walaupun belum jelas tujuannya. Selalu terbentur berbagai alasan, mungkin ini memang jalan Saya bisa mengajak beliau jalan-jalan.
Bepergian hanya berdua saja dengan Emak, ternyata menjadi kesempatan mengenal Emak. Bukan sebatas sebagai ibu, Saya jadi melihat lebih banyak dan sisi lain tentang kepribadian Emak.
Mengingat raut wajah bahagianya sejak saat memasuki bandara Soekarno-Hatta, hingga naik pesawat tidak akan saya lupakan. Belum lagi setibanya di Bali, kami menginap di hotel, menikmati makanan dan menjalani semua itinerary, wajah sumringah selalu terpancar di wajahnya.
Pengalaman jalan hanya dengan Emak ini membuat saya terpikir, setiap anak sebaiknya memang meluangkan waktu juga bepergian hanya dengan Ibu.
Yup, Alih-alih lebih senang jalan dengan pasangan, anak-anak, atau teman kantor. Jalan-jalan hanya berdua dengan ibu banyak memberi perpektif baru tentang ibu dan hidupnya, diantaranya:
- Ibu semakin tua, semakin sedikit kesempatan untuk membahagiakannya, menyenangkannya
- Ibu tidak selemah kelihatannya, percaya deh walaupun sudah berumur, ketika diajak jalan-jalan ibu akan senang dan semangat sekali, staminanya bahkan mengalahkan yang muda-muda, jadi tidak perlu khawatir akan repot
- Sangat menikmati dan menghargai perjalanan, apa yang terlihat biasa saja, buat ibu adalah sesuatu yang menarik
- Mengenalnya lebih baik, saya paham kenapa beliau tidak terlalu banyak bicara, karena menurutnya sejak kecil saya bisa mandiri, jadi tidak perlu banyak wejangan.
- Punya banyak kenangan. Yes walaupun baru sekali, sekarang saya punya banyak kenangan tentang Emak. Foto-foto dan videonya tersimpan dalam kamera dan hati saya.
Diatas semuanya saya merasakan kalau jalan-jalan hanya berdua dengan ibu, bisa banget jadi cara yang sempurna untuk kita mengungkapkan rasa terima kasih kepadanya, karena telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam membesarkan anak, yang tidak mudah.
Berkat curahan waktu, energi, uang, dan cinta darinya membawa kita ke tempat hari ini. Meski tidak berharap mendapatkan apa yang dikatakan hubungan hangat antara ibu dan anak perempuan, setidaknya kami jadi mengenal lagi satu sama lain.
Setelah ini saya berharap banget bisa mengajak Emak ke destinasi lain, dan tentu saja ke impian terbesarnya, berangkat umroh dan haji. Bismillah semoga ada jalan dan kesempatan.
Write a comment
Posting Komentar