Andai virus corona ini berwujud manusia atau benda yang terlihat oleh mata, kira-kira enaknya di apakan yaa?
Hmm,.. Itulah obrolan saya dengan anak-anak, pada suatu hari, ketika kami merasa sudah "lelah" sekali dengan keberadaan dan berita-berita menyedihkan yang di timbulkan akibat virus corona.
Wajar sekali memang kalau kita mengeluh, terlebih situasi ini berlangsung lama. Sudah hampir 3 bulan, bahkan hingga memasuki bulan Ramadhan dan Lebaran.
Pemerintah menghimbau kita semua untuk Stay at Home, diam dirumah, bekerja, belajar, beribadah di rumah dan melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Ramadhan dan lebaran kali memang sungguh berbeda, menjadi sejarah.
Corona mengubah segalanya, hidup tak lagi sama semenjak kedatangannya.
Pemerintah menghimbau kita semua untuk Stay at Home, diam dirumah, bekerja, belajar, beribadah di rumah dan melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Ramadhan dan lebaran kali memang sungguh berbeda, menjadi sejarah.
Corona mengubah segalanya, hidup tak lagi sama semenjak kedatangannya.
Bagaimana menghadapi perubahan yang terjadi saat pandemi Covid 19 ini memang luar biasa. Mau tidak mau kita harus menjalaninya.
Banyak dari kita pesimis menghadapi momen ramadhan dan lebaran di tengah suasana pandemi. Bagaimana tidak!? Masjid-masjid di tutup, sholat tarawih tidak lagi bisa di gelar, tadarus, witir, itikaf terpaksa di tiadakan, lalu puncaknya, masjid juga di himbau untuk tidak menggelar sholat Ied. Masing-masing keluarga di sarankan untuk melaksanakan sholat Ied di rumah.
Yang lebih menyedihkan lagi adalah silaturahmi tidak bisa lagi dilakukan seperti biasanya, di hari raya kita justru harus tetap di rumah. Anjangsana berkunjung kerumah kerabat, saudara, tetangga, menjadi hal yang justru membahayakan karena meningkatkan persebaran virus corona.
Menghadapi kenyataan ini, kita memang mau tidak mau ya harus bersiap hidup normal baru di masa pandemi. Dirundung khawatir, stres, dan takut akan masa depan. Ini adalah peristiwa sekali seumur hidup yang baru pertama kali di hadapi. Siapa yang menduga akan terjadi, kita khawatir bahwa kunjungan atau jabat tangan kita berikutnya dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya.
Tetapi selalu ada hikmah dalam segala situasi…
Sejujurnya beberapa kali lebaran saya pernah membatin. Kapan yaa bisa merasakan suasana ramadhan dan lebaran dengan khidmat tanpa terpikir urusan printilan ini itu yang berkaitan dengan puasa. Hal-hal yang bisa di bilang extra ordinary.
Yaa, harus di akui meskipun bulan puasa seharusnya kita banyak beribadah dan menunda makan, faktanya selama itu fokus kita, khususnya ibu-ibu justru sibuk memikirkan makanan. Persiapan makan berbuka, sahur, kue-kue lebaran, menu lebaran dan lainnya.
Belum lagi kehebohan lainnya, mengatur THR, baju lebaran, transportasi keliling sana sini. Yaa begitulah beberapa rutinitas dan ritme yang selalu berulang tiap tahun.
Lebaran di tengah pandemi ini sedikit banyak memberi ruang jeda, jadi lebih santai dan tentu saja lebih hemat.
Bersyukurnya teknologi juga mendekatkan kita. Meskipun tidak dapat bersilaturahmi dengan kerabat kita masih bisa melakukannya secara virtual.
Secara pribadi, saya dan keluarga sangat bersyukur di dalam circle lingkaran kami belum ada yang terpapar virus corona. Duh! Jauhkan ya Allah. Dan, ini selalu menjadi do'a yang kami panjatkan. Karena di atas segalanya berkah sehat lahir bathin adalah yang utama.
Banyak hikmah di lebaran kali ini. Momen Ramadhan dan lebaran ini bagi saya menjadi latihan mental, bagaimana kedepan akan kembali menjalani hidup di tengah pandemi corona. Berada di kondisi keseharian, sosial, ekonomi dan pekerjaan yang tidak dapat di prediksi.
Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir kita merasakan suasana ramadhan dan lebaran seperti ini.
Secepatnya kita bisa lepas dari perasaan akan ketidakpastian, rasa takut, dan bayangan potensi ancaman kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan akibat virus corona.
Semoga juga coretan tulisan ini menjadi pengingat. Cerita pada sebuah hari penuh kemenangan yang akan menjadi kenangan. Taqobbalallahu minna wa minkum. Minal aidin wal faidzin, Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H
Write a comment
Posting Komentar