Pelatihan Literasi Digital dari UMi PIP (Pusat Investasi Pemerintah) Mendampingi Pelaku Usaha Ultra Mikro saat Pandemi
Tidak diragukan lagi jika pelaku usaha kecil, mikro dan ultra mikro menjadi salah satu yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19 saat ini. Tidak seperti bisnis besar yang memiliki peluang lebih baik untuk bertahan. Pelaku usaha kecil cenderung hidup hanya dengan arus kas untuk paling banyak tiga bulan saja bahkan mungkin tidak ada sama sekali.
Mengenal beberapa orang di circle saya yang memiliki usaha kecil, ada pedagang kelontong, tukang bubur, dan ketoprak dekat rumah. Saya mendengarkan langsung cerita mereka bagaimana pahitnya usaha di tahun 2020 ini, kondisi saat ini benar-benar suram, semua serba tidak pasti.
Apalagi, hingga saat ini belum ada tanda-tanda penurunan, perkembangan pasien terkonfirmasi positif Covid 19 terus meningkat. Bahkan beberapa waktu lalu kota Jakarta kembali memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tentu ini pukulan telak lagi untuk pelaku usaha kecil.
Saya pernah membaca sebuah berita ekonomi yang dirilis oleh Bank Indonesia, bahwa ada kurang lebih 72% pelaku usaha kecil terdampak pandemi Covid 19, terlebih usaha yang mengandalkan interaksi langsung dengan pelanggannya.
Banyak diantaranya bahkan terpaksa tutup, karena sama sekali tidak ada penjualan, hidup mengandalkan tabungan atau hutangan tanpa pendapatan selama berbulan-bulan.
Memang sulit dipercaya! Pandemi Covid 19 seolah membuat hidup berubah dalam satu jentikkan jari, tak ada satupun yang luput dari jangkauannya, seakan semua hilang dalam semalam! Dan, bagi pengusaha kecil tentu ini sangat menghancurkan, bukan hanya bagi pemilik, tetapi juga bagi pekerja yang mendukung usaha kecil yang terkena PHK.
Lalu, bagaimana ya bisnis kecil dapat beradaptasi dan bertahan di masa-masa sulit ini?
Pakeett!
Siapa yang sejak adanya pandemi jadi lebih sering mendengar suara ini? hihiy..
Sebenarnya sudah beberapa tahun lalu kita mungkin akrab dengan suara penggilan ini yaa. Tapi sejak adanya pandemi Covid 19 dimana aktivitas kita terpaksa harus dilakukan di rumah saja, intensitasnya jadi lebih sering, ya nggak sih!? Rasanya hampir setiap hari saya mendengar suara ini dari arah rumah tetangga depan, kanan, kiri juga dari rumah saya, hehe.
Kehadiran jualan secara online memang menjadi sangat krusial saat ini. Tapi tahu nggak sahabat daring, ternyata itu masih segelintir saja loh.
Lalu, bagaimana ya bisnis kecil dapat beradaptasi dan bertahan di masa-masa sulit ini?
Pemasaran Digital. Jualan secara online adalah solusi.
Pakeett!
Siapa yang sejak adanya pandemi jadi lebih sering mendengar suara ini? hihiy..
Sebenarnya sudah beberapa tahun lalu kita mungkin akrab dengan suara penggilan ini yaa. Tapi sejak adanya pandemi Covid 19 dimana aktivitas kita terpaksa harus dilakukan di rumah saja, intensitasnya jadi lebih sering, ya nggak sih!? Rasanya hampir setiap hari saya mendengar suara ini dari arah rumah tetangga depan, kanan, kiri juga dari rumah saya, hehe.
Kehadiran jualan secara online memang menjadi sangat krusial saat ini. Tapi tahu nggak sahabat daring, ternyata itu masih segelintir saja loh.
Menurut data Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah nih, ada 52,9 juta pengusaha kecil di Indonesia dan baru 8% atau 3,79 juta saja yang memanfaatkan platform online untuk usahanya, artinya masih jauh lebih banyak usaha kecil yang belum online dan belum melek digital.
Yup, berjualan online memang sekilas terdengar sangat mudah, teknologi memudahkan, semuanya menjadi lebih simple. Namun, realitanya tak semudah membalik telapak tangan.
Yup, berjualan online memang sekilas terdengar sangat mudah, teknologi memudahkan, semuanya menjadi lebih simple. Namun, realitanya tak semudah membalik telapak tangan.
Karena bagi pelaku usaha kecil, kesempatan untuk bisa mengembangkan diri lewat platform online secara mandiri atau bergabung di e-commerce yang sukses justru bisa jadi menakutkan dan membingungkan.
Terlebih untuk pelaku usaha kecil di daerah yang mendarah daging dengan penjualan konservatif, tidak memiliki support sumber daya dan teknologi yang memadai.
Melakukan berbagai langkah demi memastikan kesehatan dan kehidupan sosial ekonomi terus berjalan, terbayang sih ya bagaimana kerja keras dan dilemanya pemerintah kita di tengah situasi ini.
Semua departemen, lembaga, dan institusi berfokus pada penanganan dampak Covid 19, termasuk salah satunya Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
Semua departemen, lembaga, dan institusi berfokus pada penanganan dampak Covid 19, termasuk salah satunya Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
Mengenal PIP (Pusat Investasi pemerintah)
PIP adalah unit organisasi non eselon di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan ultra mikro yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan, melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PIP menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
PIP Melatih Pelaku Usaha Mikro Melek Digital dengan Layanan UMi
Salah satu langkah yang dilakukan PIP saat ini dalam mendukung usaha kecil beradaptasi dan survive di tengah pandemi dan bergerak secara online adalah dengan memberikan pelatihan agar pelaku usaha kecil siap online.Nah, pada hari kamis 17 September 2020 lalu PIP dan Kementerian Keuangan mengadakan media talkshow secara online untuk mensosialisaikan program pelatihan pendampingan dan pelatihan Literasi digital lewat Pembiayaan UMi.
Bersama Direktur PIP Ririn Kadariyah, beliau menuturkan pelaku usaha UMi (ultra Mikro) penting beralih ke digital, dengan literasi digital pelaku usaha mikro bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
Program pendampingan dan pelatihan bagi pelaku usaha ultra mikro agar melek digital ini diberikan sebagai bagian dari layanan UMi.
Apa itu UMi?
UMi adalah layanan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
Sebuah program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha kecil sekali, mikro yang berada di lapisan terbawah, yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Pelatihan literasi digital yang dilakukan PIP dikhususkan untuk usaha mikro yang telah menjadi debitur UMi mempunyai alternatif solusi yang lebih mudah dalam beralih dari cara usaha konvensional ke
digital sehingga dapat menjangkau pembeli yang selama ini belum tergarap.
Apa saja yang diberikan dalam pelatihan ini? Berikut ini 3 di antaranya:
Perubahan orientasi berjualan melalui dunia digital adalah bentuk adaptasi baru atau new normal bagi pelaku usaha mikro, pelaku usaha mikro mau tidak mau harus beradaptasi dengan kondisi saat ini, apabila tidak maka target penyaluran dan penyebaran pembiayaan Ultra
Mikro akan terhambat
Pelatihan literasi digital ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas pelaku usaha mikro.
Program ini dilakukan karena PIP menyadari jika debitur UMi terhambat berkembang maka akan meningkatkan jumlah penduduk yang terjebak dalam garis kemiskinan dan menggeser kelompok tersebut kembali menjadi masyarakat yang tergantung pada bantuan sosial (bansos).
Untuk pelatihan dan pendampingan ini, PIP menggandeng Dias Satria, Founder Jagoan Indonesia untuk melakukan upgrading metode pemasaran secara online bagi pengusaha UMi.
Dengan tiga pelatihan di atas, para peserta pelatihan akan didampingi oleh mentor dan tim untuk melakukan penetrasi pemasaran melalui sosial media di antaranya Instagram dan menawarkan produk, membuat konten, foto produk, masuk di market place, lalu bagaimana connecting to marketplace, tim mentor akan membantu peserta memfasilitasi dan mengoptimalisasi pembuatan akun marketplace, Google Business, dll.
Selain itu, design Packing atau pembuatan desain kemasan juga diberikan bagi peserta pelatihan agar lebih produk yang ditawarkan lebih menarik dan menunjang bila dijual melalui penjualan online.
Untuk bisa mengikuti pelatihan dan pendampingan ini, ada beberapa mekanisme dan syarat yang harus dipenuhi yaitu:
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ririn Kadariyah menuturkan lebih dari separuh (54%) penerima manfaat kredit UMi mengambil pinjaman senilai Rp2,5 juta dengan mayoritas (89%) tenor pinjaman yang diambil adalah antara tujuh bulan hingga setahun.
Sementara pelaku usaha mikro yang memanfaatkan UMi sebagian besar adalah perempuan (93%) dengan usia diatas usia 40 tahun (58%).
Melalui kredit UMi diharapkan terjadi kemandirian usaha di seluruh masyarakat. Hingga Semester I 2020, PIP telah menyalurkan kredit Ultra Mikro (UMi) senilai Rp 7.038.961.333.211,- bagi 2.257.021 di 464 kab/kota di 34 provinsi melalui 43 mitra penyalur (linkage) Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) berbentuk koperasi maupun BUMN yang bergerak di bidang jasa keuangan.
Kisah debitur UMi
Menjalankan usaha memang hal menarik, dan hampir semua usaha pastinya berawal dari kecil dulu, tidak ada yang ujug-ujug langsung besar. Proses itulah yang mengasah mental jika ingin bertransformasi menjadi usaha yang lebih besar.
Dalam media talkshow ini turut hadiri debitur UMi yang mulai menapaki jalan lebih baik dalam merintis usahanya, Rofik Purniawati, pemilik Rofikves pemasok jamur Putih, dari Semarang yang bercerita pengalamannya selama menjadi debitur UMI. Menurutnya, memang tidak mudah mengikuti
kegiatan ini karena merupakan hal baru, namun pihaknya menyadari untuk maju dibutuhkan kemauan
untuk belajar.
Kami berharap dengan mengikuti pendampingan, usaha kami bisa lebih maju dan menjangkau pasar yang lebih luas.”
Merintis usaha jamur putih merupakan upayanya untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Dengan bantuan kredit ultra mikro membuat usaha budidaya jamur ini dapat berjalan dan mulai diterima oleh pasar di kota Semarang.
Selain itu ada juga Yuyun Wahyuni owner Nadena Hijab, dari Yogyakarta yang menuturkan adanya kredit ultra
mikro membuat bisnis hijab yang dikembangkan dapat lebih berkembang, terutama dengan adanya
pendampingan dan memanfaatkan sosial media.
Pandemi COVID-19 memang telah memaksa kita semua untuk mengevaluasi kembali cara mengatasi tantangan hidup seraya bersiap untuk masa depan.
Sungguh menggembirakan menyadari bahwa ditengah kekacauan ini, masih ada kesempatan bagi pelaku usaha kecil tetap produktif, PIP dengan layanan UMi menjadi solusi bagi para pelaku usaha ultra mikro, siap online, survive dan beradaptasi ditengah pandemi.
Harapan saya semoga kedepannya semakin banyak yang dapat menjangkau layanan ini dan menghadirkan kisah manis dari program ini, karena pelaku usaha mikro memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.
Oiya, kalau teman-teman, sahabat daring memiliki usaha kecil yang memenuhi syarat, atau ada teman, saudara, kenalan, tetangga ya siapa saja yang memiliki usaha kecil, dan sedang berupaya berjuang ditengah pandemi ini. Boleh juga nih dicoba, ikut dan dan daftarkan usahanya untuk mengikuti program dari PIP (Pusat Investasi Pemerintah) ini, informasi lengkapnya bisa dicek di https://umi.id/
Tetap Semangat!
Seneng banget mengetahui ada program literasi digital buat temen2 pelaku usaha mikro. Ada perhatian dari pemerintah ya untuk meningkatkan kualitas usaha mereka. Tfs Mba
BalasHapusSetuju banget sama pelatihan digital dari PIP buat para pelaku usaha mikro ini. PAstinya berguna banget untuk mereka agar bisa menjaring pakanggan di pasar yang lebih luas lagi yaaa.. Biar dagangan makin dikenal luas dan laris manisss
BalasHapusaku juga merasakan sih terdampaknya dari Covid-19 ini dan justru malah jadi buka usaha hehe, tapi ya masih merintis banget. Kalo ada pelatihan digital dari PIP kayak gini, aku mau banget deh
BalasHapuskeren ya programnya PIP sekarang makin banyak, pastinya hal ini akan sangat membantu banget masyarakat para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya, apalagi betul sekali saat ini semuanya sudah serba online dna semua pelaku usaha UMKM harus paham literasi digital ini, karena salah satu keberhasilan usaha adalah digital, apalagi saat pandemi seperti ini
BalasHapusdi masa pandemi ini memang harus serba digital, kalau UMKM ini harus ikut berkembang ya. Ada PIP yang memberikan pelatihan & pendampingan buat UKM agar melek digital dan bisa memasarkan produknya lebih luas lagi
BalasHapusWah bagus banget ini mbak Nunu pelatihan digitalnya untuk Ultra Mikro di saat pandemi kek ini. Biar bisa bersaing melalui platform digital. 😊
BalasHapusTetap semangat terus buat temen2 pelaku kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) semoga pelatihan ini dapat membawa manfaat ya, aamiin
BalasHapusBuat sebagian orang memang nggak mudah sih beralih ke jualan online, perlu di tunjang skill lain supaya bisa bersaing, bagus nih programnya harus di dukung
BalasHapusDi Cimahi setahu aku juga banyak nih pelatihan-pelatihan untuk usaha sangat kecil dan kecil. mereka juga mendapatkan pendampingan.
BalasHapuspelatihannya sangat berguna banget nih untuk para pengusaha mikro. Apa lagi dimasa pandemi semua harus dilakukan secara online. Semoga semua pelatihannya dapat berjalan dengan lancar ya :)
BalasHapuspelaku usaha kecil ini memang mesti banget diberi pelatihan dan pendampingan. Ngeri kalau melihat banyak yang nekat jualan langsung dan bodo amat sama pandemi. Kalau bisa dilakukan secara online (setidaknya untuk sekarang), akan lebih aman ya.
BalasHapusCocok banget pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha kecil ini di Indonesia saat pandemi. Semoga membantu banyak pengusaha kecil dengan adanya program dari PIP ini..
BalasHapusKarena bantuan ini bisa saja jadi penyambung hidup sebagian orang
BalasHapusJadi salut kalau masih peduli dengan usaha mikro
Wah keren,ini penting sekali loh,karena sekarang sudah era digital. Jadi setiap pengusaha bisa menjual produknya dengan cara digital,keren,bantu banget programnya nih,keren.
BalasHapus